Jumat, 28 Oktober 2011

organics_farm

0 komentar
TEKNIK BUDIDAYA CABAI HIBRIDA SISTEM MULSA PLASTIK http://kebunwhy.8m.com/index.html Dewasa ini bertani cabai hibrida sistem mulsa plastik hitam perak (MPHP) banyak dipraktekkan pada cabai Hot Beauty, Hero, Long Chili, Ever-Flavor dan cabai Paprika. Dimungkinkan pula pada usahatani cabai keriting hibrida maupun cabai kecil (rawit, cengek) hibrida. Alasan utama sistem MPHP digunakan pada cabai-cabai hibrida adalah untuk mengimbangi biaya pengadaan MPHP dari peningkatan hasil cabai yang lebih tinggi daripada cabai biasa, sehingga secara ekonomis menguntungkan. Budidaya cabai hibrida dengan sistem MPHP merupakan perbaikan kultur teknik ke arah yang intensif. Pada umumnya sistem budidaya cabai di sentra-sentra produksi cabai masih menggunakan benih lokal dan populasi tanaman per hektarnya tinggi. Populasi yang sangat rapat ini dapat mengakibatkan penangkapan sinar matahari setiap tanaman berkurang dan kelembaban udara di sekitar kebun menjadi tinggi. Kelembaban yang tinggi seringkali dapat meningkatkan serangan hama dan penyakit. Perbaikan kultur teknik budidaya cabai secara intensif untuk meningkatkan produksi maupun kualitas hasil, diantaranya adalah penggunaan benih unggul dari varietas hibrida yang bermutu tinggi, penerapan MPHP, pemupukan berimbang, pengendalian hama dan penyakit, serta cara-cara lain yang khas seperti pemasangan turus dan perempelan tunas ataupun daun. Kegiatan pokok teknik budidaya cabai hibrida sistem MPHP meliputi : Penyiapan Lahan Dalam budidaya cabai hibrida sistem MPHP, penyiapan lahan harus didahulukan, kemudian disusul dengan penyiapan benih atau pembibitan. Maksudnya agar tanah sebagai media tanam benar-benar telah matang dan layak ditanami. Sebaliknya, bila pembibitan didahulukan, maka penyiapan lahan akan terburu-buru, sehingga tanahnya belum matang benar dan bibit sudat terlanjur tua. Bibit cabai hibrida umumnya siap dipindahtanamkan dari persemaian ke lapangan (kebun) pada umur 17 - 23 hari (berdaun 2 - 4 helai). Bila bibit terlambat dipindahtanamkan (terlanjur tua), pertumbuhan kurang optimal dan produksinya menurun (rendah). Persyaratan lahan untuk kebun cabai hibrida sistem MPHP adalah : • Tempatnya terbuka agar mendapat sinar matahari secara penuh. • Lahan bukan bekas pertanaman yang sefamili, seperti kentang, tomat, terung taupun tembakau ; guna menghindari risiko serangan penyakit. • Lahan yang paling baik adalah berupa tanah sawah bekas tanaman padi, agar tidak perlu membajak cukup berat. • Lahan tegalan (tanah kering) dapat digunakan, asal cukup tersedia air. IKLIM DAN TANAH Syarat Iklim Pada umumnya cabai dapat ditanam di dataran rendah sampai pegunungan (dataran tinggi) + 2.000 meter dpl yang membutuhkan iklim tidak terlalu dingin dan tidak terlalu lembab. Temperatur yang baik untuk tanaman cabai adalah 240 - 270 C, dan untuk pembentukan buah pada kisaran 160 - 230 C. Setiap varietas cabai hibrida mempunyai daya penyesuaian tersendiri terhadap lingkungan tumbuh. Cabai hibrida Hot Beauty dan Hero dapat berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi + 1200 m dpl. Sedangkan cabai hibrida Long Chili lebih cocok ditanam pada ketinggian antara 800 - 1500 m dpl. Khusus untuk cabai Paprika umumnya hanya cocok ditanam di dataran tinggi. Kisaran temperatur optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman paprika antara 210 - 250 C, sedangkan untuk pembentuk-an buah memerlukan temperatur 18,30. Cabai paprika tidak tahan terhadap intensitas cahaya matahari yang tinggi karena dapat menyebabkan buah seperti terbakar (sunburn) dan juga hasil akhir bobot buah akan sangat rendah. Pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, tanaman paprika akan mengalami gugur tunas, gugur bunga dan buah muda, serta ukuran buah sangat kecil. Meskipun cabai paprika umumnya cocok ditanam di dataran tinggi, tetapi dapat pula dikembangkan di dataran menengah mulai ketinggian 600 m dpl; yakni dengan cara memanipulasi lingkungan. Alih teknologi budidaya paprika di dataran menengah antara lain menggunakan sungkup beratapkan plastik bening (transparan). Syarat Tanah Hampir semua jenis tanah yang cocok untuk budidaya tanaman pertanian, cocok pula bagi tanaman cabai. Untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas hasil yang tinggi, cabai menghendaki tanah yang subur, gembur, kaya akan organik, tidak mudah becek (menggenang), bebas cacing (nematoda) dan penyakit tular tanah. Kisaran pH tanah yang ideal adalah antara 5.5 - 6.8, karena pada pH di bawah 5.5 atau di atas 6.8 hanya akan menghasilkan produksi yang sedikit (rendah). Pada tanah-tanah yang becek seringkali menyebabkan gugur daun dan juga tanaman cabai mudah terserang penyakit layu. Khusus untuk tanah yang pH-nya di bawah 5.5 (asam) dapat diperbaiki keadaan kimianya dengan cara pengapuran, sehingga pH-nya naik mendekati pH normal. Beberapa angka pH tanah (reaksi tanah), terdiri atas : • Paling masam (< 4.0) • Sangat asam (4.0 - 4.5) • Asam (4.5 - 5.5) • Agak asam (5.5 - 6.5) • Netral (6.5 - 7.5) • Agak basa (7.5 - 8.5) • Basa (8.5 - 9.0) • Sangat basa (9.0). Pada pH tanah asam, ketersediaan unsur-unsur Fosfor, Kalium, Belerang, Kalsium, Magnesium dan Molibdinum menurun dengan cepat. Pada pH tanah basa akan menyebabkan unsur-unsur Nitrogen, Besi, Mangan, Borium, Tembaga dan Seng ketersediaannya relatif menjadi sedikit. Cabai yang ditanam pada tanah asam pada umumnya keracunan unsur Alumunium (Al), Besi (Fe) dan Mangan (Mn). Sebaliknya pada pH basa, jumlah unsur bikarbonat cukup banyak untuk merintangi penyerapan ion lain, sehingga dapat menghalangi pertumbuhan tanaman secara optimum. kembali ke atas PERSIAPAN LAHAN DAN TANAM Tahapan pengolahan tanah dilakukan dengan tata cara sebagai berikut : • Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman atau perakaran dari pertanaman sebelumnya. • Tanah dibajak atau dicangkul sedalam 30 - 40 cm, kemudian dikeringkan selama 7 - 14 hari. • Tanah yang sudah agak kering segera dibentuk bedengan-bedengan selebar 110 - 120 cm, tinggi 40 - 50 cm, lebar parit 60 - 70 cm, sedangkan panjang bedengan sebaiknya lebih dari 12 meter. Khusus pada tanah yang banyak mengandung air (mudah becek), sebaiknya parit dibuat sedalam 60 - 70 cm. • Di sekeliling lahan kebun cabai dibuat parit keliling selebar dan sedalam 70 centimeter. • Pada saat 70% bedengan kasar terbentuk, bedengan dipupuk dengan pupuk kandang (kotoran ayam, domba, kambing, sapi ataupun kompos) yang telah matang sebanyak 1,0 - 1,5 kg/tanaman. • Pada tanah yang pH-nya masam, bersamaan dengan pemberian pupuk kandang dilakukan pengapuran sebanyak 100 - 125 gram/tanaman. • Pupuk kandang dan kapur pertanian dicampur dengan tanah bedengan secara merata sambil dibalikkan, kemudian dibiarkan diangin - anginkan selama kurang lebih 2 minggu. Catatan : Jika populasi cabai hibrida per hektar antara 18.000 - 20.000 tanaman pada jarak tanam 60 x 70 cm, maka diperlukan pupuk kandang 18 - 30 ton, dan kapur pertanian 1,8 - 2,0 ton. Penyiapan Benih dan Pembibitan Bersamaan dengan terbentuknya bedengan kasar, dilakukan penyiapan benih dan pembibitan di pesemaian. Untuk lahan (kebun) seluas 1 hektar diperlukan benih + 180 gr atau 18 bungkus kemasan masing-masing berisi 10 gram. Benih dapat disemai langsung satu dalam bumbung (koker) yang terbuat dari daun pisang ataupun polybag kecil ukuran 8 x 10 cm, tetapi dapat pula dikecambahkan terlebih dahulu. Sebelum dikecambahkan, benih cabai sebaiknya direndam dulu dalam air dingin ataupun air hangat 550 - 600 selama 15 - 30 menit untuk mempercepat proses perkecambah-an dan mencucihamakan benih tersebut. Bila benih cabai akan disemai langsung dalam polybag, maka sebelumnya polybag harus diisi dengan media campuran tanah halus, pupuk kandang matang halus, ditambah pupuk NPK dihaluskan serta Furadan atau Curater. Sebagai pedoman untuk campuran adalah : tanah halus 2 bagian (2 ember volume 10 liter) + 1 bagian pupuk kandang matang halus (1 ember volume 10 liter) + 80 gr pupuk NPK dihaluskan (digerus) + 75 gr Furadan. Bahan media semai tersebut dicampur merata, lalu dimasukkan ke dalam polybag hingga 90% penuh. Benih cabai hibrida yang telah direndam, disemaikan satu per satu sedalam 1,0 - 1,5 cm, lalu ditutup dengan tanah tipis. Berikutnya semua polybag yang telah diisi benih cabai disimpan di bedengan secara teratur dan segera ditutup dengan karung goni basah selama + 3 hari agar cepat berkecambah. Bila benih dikecambahkan terlebih dahulu, maka sehabis direndam harus segera dimasukkan ke dalam lipatan kain basah (lembab) selama + 3 hari. Setelah benih keluar bakal akar sepanjang 2-3 mm, dapat segera disemaikan ke dalam polybag. Cara ini untuk meyakinkan daya kecambah benih yang siap disemai dalam polybag. Tata cara penyemaian benih ke dalam polybag prinsipnya sama seperti cara di atas hanya perlu alat bantu pinset agar kecambah benih cabai tidak rusak. Penyimpanan polybag berisi semaian cabai dapat ditata dalam rak-rak kayu atau bambu, namun dapat pula diatur rapi di atas bedengan-bedengan selebar 110 - 120 cm. Setelah semaian cabai tersebut diatur rapi, maka harus segera dilindungi dengan sungkup dari bilah bambu beratapkan plastik bening (transparan) ataupun jaring net kassa. Selama bibit di pesemaian, kegiatan rutin pemeliharaan adalah penyiraman 1-2 kali/hari atau tergantung cuaca, dan penyemprotan pupuk daun pada dosis rendah 0,5 gr/liter air saat tanaman muda berumur 10 - 15 hari, serta penyemprotan pestisida pada konsentrasi setengah dari yang dianjurkan untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit. Pemasangan MPHP Sebelum MPHP dipasang untuk menutupi permukaan bedengan, terlebih dahulu dilakukan pemupukan pupuk buatan secara total sekaligus. Jenis dan dosis pupuk yang biasa digunakan untuk cabai hibrida adalah sebagai berikut : Untuk praktisnya dapat menghitung pupuk per bedengan. Misalnya panjang bedengan 12 meter, jarak tanam 60 x 70 cm akan berisi 40 tanaman. Jadi, pupuk yang diperlukan sejumlah + 4 kg, yang terdiri atas perbandingan 3 ZA : 1 Urea : 2 TSP : 1,5 Kcl, dengan catatan tiap 100 kg pupuk campuran tadi ditambahkan 1 kg Borate dan 1,5 kg Furadan. Campuran pupuk buatan ini disebar merata sambil diaduk dan dibalikkan dengan tanah bedengan. Kemudian bedengan diratakan kembali sambil dirapihkan, dan setelah itu disiram air secukupnya agar pupuk dapat larut ke lapisan tanah. Pemasangan MPHP sebaiknya memperhatikan cuaca, yakni pada saat terik matahari antara pukul 14.00 - 16.00 agar plastik tersebut memanjang (memuai) dan menutup tanah serapat mungkin. Pemasangan MPHP minimal dilakukan oleh 2 orang. Caranya adalah : tariklah kedua ujung MPHP ke masing-masing ujung bedengan arah memanjang. Kemudian dikuatkan dengan pasak bilah bambu berbentuk "U" yang ditancapkan di setiap sisi bedengan. Berikutnya tarik pula lembar MPHP ke bagian sisi kiri kanan (lebar) bedengan hingga nampak rata menutup permukaan bedengan. Kuatkan dengan pasak bilah bambu pada setiap jarak 40 - 50 cm. Bedengan yang telah ditutup MPHP dibiarkan dulu selama + 5 hari agar pupuk buatan larut dalam tanah dan tidak membahayakan (toksis) bibit cabai yang ditanam. Penanaman Waktu tanam yang paling baik adalah pagi atau sore hari, dan bibit cabai telah berumur 17 - 23 hari atau berdaun 2 - 4 helai. Sehari sebelum tanam, bedengan yang telah ditutup MPHP harus dibuatkan lubang tanam dulu. Jarak tanam untuk cabai merah hibrida adalah 60 x 70 cm atau 70 x 70 cm, sedangkan cabai paprika 50 x 70 cm atau 60 x 70 cm. Pembuatan lubang tanam dapat menggunakan alat bantu khusus yang terbuat dari potongan pipa besi diisi arang. Penggunaan alat ini dengan cara menempelkan ujung bawahnya pada MPHP sesuai dengan jarak tanam yang telah ditetapkan. Dengan cara demikian MPHP akan berlubang berupa bulatan-bulatan kecil berdiameter + 6 - 8 cm. Selain itu, dapat juga menggunakan alat bantu bekas kaleng susu yang salah satu permukaannya telah dipotong. Cara penggunaan kaleng bekas susu ini adalah : tutupkan pada calon lubang tanam yang telah ditetapkan, kemudian putarlah sambil ditekan alakadarnya, maka akan langsung terbentuk lubang kecil. Cara lain adalah menggunakan pisau silet atau pisau cutter dengan cara dikeratkan langsung pada MPHP berbentuk bulatan kecil. Bibit cabai hibrida yang siap dipindahtanamkan segera disiram dengan air bersih secukupnya. Kemudian bersama dengan polybagnya direndam dalam larutan fungisida sistemik atau bakterisida pada dosis 0,5 - 1,0 gram/liter air selama 15 - 30 menit untuk mencegah penularan hama dan penyakit. Setelah media semainya cukup kering, bibit cabai hibrida dikeluarkan dari polybag secara hati-hati. Caranya : ambil polybag berisi bibit sambil dibalikkan dan pangkal batang bibit cabai dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah. Bagian dasar polybag ditepuk-tepuk secara pelan dan hati-hati, maka bibit cabai akan keluar bersama akar dan medianya. Bibit cabai hibrida siap langsung ditanam pada lubang tanam yang tersedia. Cara penanaman bibit cabai adalah : mula-mula sebagian tanah pada lubang tanam diangkat kira-kira seukuran media polybag; kemudian bibit dimasukkan sambil diurug tanah hingga dekat pangkal batangnya cukup padat. Bibit cabai hibrida yang disemai dalam polybag ini, begitu dipindahtanamkan langsung tumbuh (segar) tanpa mengalami kelayuan (stagnasi). Selesai tanam, segera disiram sampai tanahnya cukup basah. kembali ke atas PEMELIHARAAN TANAMAN Kegiatan pokok pemeliharaan tanaman meliputi : pemasangan ajir (turus), penyiraman (pengairan), perempelan tunas dan bunga pertama, pemupukan tambahan (susulan), perempelan daun bawah di bawah cabang, pengendalian hama dan penyakit. Khusus untuk cabai paprika yang sifatnya peka terhadap sinar matahari yang terik diperlukan naungan beratap plastik bening (transparan). Pemasangan kerangka naungan ini bisa tunggal per bedengan, atau 2 bedengan bahkan tiap 4 bedengan; tergantung dari kepraktisan maupun ketersediaan bahan. Tata cara pemasangan sungkup (naungan) untuk cabai paprika (atau cabai hibrida di musim hujan), pada prinsipnya adalah sebagai berikut : • Pasang tiang-tiang dari bambu gelondongan setinggi 50 - 80 cm di bagian pinggir bedengan; arahnya memanjang pada jarak tiap 3-4 meter. • Pasang bilah bambu yang bentuknya dilengkungkan setengah lingkaran setinggi 160 - 200 cm dari permukaan tanah. Caranya adalah dengan memasukkan ujung bilah bambu ke dalam lubang bambu gelondongan yang letaknya berpasangan. • Hubungkan antara kerangka sungkup yang satu dengan yang lainnya dengan bilah bambu yang dipasang memanjang, kemudian ikat dengan tali kawat, hingga akhirnya sungkup (kerangka) naungan siap dipasang atap plastik bening. • Pasang atap plastik bening, dan kuatkan dengan tali pengikat agar tidak mudah lepas oleh terpaan angin. Kegiatan pemeliharaan tanaman untuk semua jenis atau varietas cabai hibrida umumnya meliputi : Pemasangan ajir (turus) Cabai hibirida umumnya berbuah lebat, sehingga untuk menopang pertumbuhan tanaman agar kuat dan kokoh serta tidak rebah perlu dipasang ajir (turus) dari bilah bambu setinggi 125 cm, lebar + 4 cm dan tebalnya + 2 cm. Ajir dipasang (ditancapkan) tegak tiap 3 tanaman cabai 1 ajir secara berjajar mengikuti arah panjang bedengan. Antara ajir dengan ajir lainnya dihubungkan dengan bilah bambu memanjang (gelagar) tepat pada ketinggian 80 cm dari permukaan tanah. Pemasangan ajir harus sedini mungkin, yakni pada saat tanaman belum berumur 1 bulan setelah pindah tanam. Hal ini untuk mencegah terjadinya kerusakan akar tanaman cabai sewaktu memasang (menancapkan) ajir. Khusus untuk cabai paprika, pemasangan ajir setiap tanaman 1 ajir. Pengairan (Penyiraman) Pada fase awal pertumbuhan atau saat tanaman cabai masih menyesuaikan diri terhadap lingkungan kebun (adaptasi), maka penyiraman perlu dilakukan secara rutin tiap hari, terutama di musim kemarau. Setelah tanaman tumbuh kuat dan perakarannya dalam, pengairan berikutnya dilakukan dengan cara dileb setiap 3 - 4 hari sekali. Pengeleban ini airnya cukup sampai batas antara tanah bagian bawah dengan ujung MPHP. Setelah tanah bedengan basah, airnya segera dibuang kembali melalui saluran pembuangan. Tanah yang becek atau menggenang akan memudahkan tanaman terserang penyakit layu. Di lahan tertentu yang tidak mungkin melakukan pengairan dengan cara dileb, dapat menggunakan teknik kocoran melalui selang yang dialirkan di antara 4 tanaman. Ujung selang dimasukkan ke dalam lubang MPHP di tengah-tengah bedengan. Tanaman cabai hibrida di bawah 40 hari, memerlukan pengairan yang intensif dan rutin. Sedangkan tanaman yang sudah produktif (berbuah) tidak mutlak memerlukan air banyak. Tetapi yang terpenting adalah menjaga agar tanah tidak kekeringan. Perempelan Cabai hibrida umumnya bertunas banyak yang tumbuh dari ketiak-ketiak daun. Tunas ini tidak produktif dan akan mengganggu pertumbuhan secara optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan perempelan (pembuangan) tunas samping. Perempelan tunas samping dilakukan pada tanaman cabai hibrida yang berumur antara 7 - 20 hari. Semua tunas samping dibuang agar tanaman tumbuh kuat dan kokoh. Saat terbentuk cabang, maka perempelan tunas dihentikan. Biasanya perempelan tunas ini dilakukan 2 - 3 kali. Tanpa perempelan tunas samping, pertumbuhan tanaman cabai akan lambat. Ketika tanaman cabai mengeluarkan bunga pertama dari sela-sela percabangan pertama, maka bunga ini pun harus dirempel. Tujuan perempelan bunga perdana ini adalah untuk merangsang pertumbuhan tunas-tunas dan percabangan di atasnya yang lebih banyak dan produktif menghasilkan buah yang lebat. Kelak tanaman cabai hibrida yang sudah berumur 75 - 80 hari biasanya sudah membentuk percabangan yang optimal. Daun-daun tua yang ada di bawah cabang dapat dirempel, terutama daun yang terserang hama dan penyakit. Daun tua tersebut sudah tidak produktif lagi, bahkan seringkali menjadi sumber penularan hama dan penyakit. Perempelan daun-daun tua ini jangan terlalu awal, sebab pertumbuhan cabang daun belum optimal. Kesalahan perempelan daun tua, justru berakibat fatal, yakni menyebabkan tanaman cabai tumbuh merana dan produksinya menurun. Pemupukan Tambahan (susulan) Sekalipun tanaman cabai hibrida sudah dipupuk total pada saat akan memasang MPHP, namun untuk menyuburkan pertumbuhan yang prima dapat diberi pupuk tambahan (susulan). Jenis pupuk yang digunakan pada fase pertumbuhan vegetatif aktif (daun dan tunas) adalah pupuk daun yang kandungan Nitrogennya tinggi, misalnya Multimicro dan Complesal cair. Interval penyemprotan pupuk daun antara 10 - 14 hari sekali, dengan dosis atau konsentrasi yang tertera pada labelnya (kemasan) pupuk daun tersebut. Pada fase pertumbuhan bunga dan buah (generatif), masih perlu pemberian pupuk daun yang mengandung unsur Phospor dan Kaliumnya tinggi, misalnya Complesal merah, Kemira merah ataupun Growmore Kalsium. Untuk memacu pertumbuhan bunga dan buah, tanaman cabai yang berumur 50 hari dapat dipupuk susulan berupa NPK atau campuran ZA, Urea, TSP, Kcl, (1 : 1 : 1 : 1) sebanyak + 4 sendok makan. Cara pemberiannya adalah dengan melubangi MPHP diantara 4 tanaman. Kemudian pupuk dimasukkan melalui lubang tersebut sambil diaduk-aduk dengan tanah dan langsung disiram air bersih agar cepat larut dan meresap ke dalam tanah. Pemupukan susulan berikutnya masih diperlukan, terutama bila kondisi pertumbuhan tanaman cabai kurang memuaskan atau karena terserang hama dan penyakit. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan adalah NPK sebanyak 4-5 kg yang dilarutkan dalam 200 liter air (1 drum). Pemberiannya adalah dengan cara dikocorkan pada setiap tanaman sebanyak 300 - 500 cc atau tergantung kebutuhan. Cara pengocoran dapat dilakukandengan alat bantu corong atau selang sepanjang 0,5 - 1,0 m dimasukkan ke dalam lubang MPHP dekat pangkal batang tanaman cabai. Pengocoran pupuk larutan ini dapat dilakukan setiap dua minggu sekali. Varietas cabai hibrida umumnya bisa berbuah cukup lama, sehingga dapat dipanen beberapa kali (12 - 14 kali), terutama pada hibrida Hot Beauty dan Hero. Setiap kali selesai panen perlu dipupuk susulan untuk mempertahankan produktivitas buah. Jenis dan dosis pupuknya adalah berupa NPK atau campuran ZA, Urea, TSP, KCl, (1 : 1 : 1 : 1) sebanyak 2 sendok per tanaman yang diberikan di antara 2 tanaman cabai bagian kiri dan kanan. Pada kondisi pertumbuhan tanaman cabai cukup bagus, pemberian pupuk susulan ini cukup sebulan sekali. Pemupukan Nitrogen pada cabai hibrida dianjurkan 2 macam sumber N, yaitu ZA san Urea. Pupuk ZA selain mengandung unsur Nitrogen, juga kaya akan unsur Belerang (S) yang diperlukan untuk pertumbuhan cabai hibrida secara optimal. kembali ke atas KEUNTUNGAN PENGGUNAAN PLASTIK HITAM-PERAK Mulsa plastik yang dianggap baik di daerah subtropis adalah yang berwarna hitam dengan ketebalan 50 mikron. Mulsa Plastik Hitam (MPH) sudah membudaya pada tanaman mentimun, tomat, strawberri dan kubis bunga. Adaptasi atau pengembangan teknologi sistem Mulsa Plastik dirintis oleh Jepang dan Taiwan yang memperkenalkan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP). MPHP ini memiliki dua muka dan dua warna, yaitu muka pertama berwarna hitam dan muka kedua berwarna perak. Warna hitam untuk menutup permukaan tanah, warna perak sebagai permukaan atas tempat menanam suatu tanaman budidaya. Keuntungan bertani sistem MPHP antara lain : 1. Pemberian pupuk dapat dilakukan sekaligus total sebelum tanam. 2. Warna hitam dari mulsa menimbul-kan kesan gelap sehingga dapat menekan rumput-rumput liar atau gulma. 3. Warna perak dari mulsa dapat memantulkan sinar matahari ; sehingga dapat mengurangi hama aphis, trips dan tungau, serta secara tidak langsung menekan serangan penyakit virus. 4. Menjaga tanah tetap gembur, suhu dan kelembaban tanah relatif tetap (stabil). 5. Mencegah tercucinya pupuk oleh air hujan, dan penguapan unsur hara oleh sinar matahari. 6. Buah cabai yang berada di atas permukaan tanah terhindar dari percikan air tanah sehingga dapat mengurangi resiko berjangkitnya penyakit busuk buah. 7. Kesuburan tanah karena pemupukan dapat merata, sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman budidaya relatif seragam (homogen). 8. Praktis untuk melakukan sterilisasi tanah dengan menggunakan gas fumigan seperti Basamid-G, karena fungsi MPHP mempercepat proses pembentukan gas zat fumigan tanpa harus membeli plastik khusus. 9. Secara ekonomis penggunaan MPHP dapat mengurangi pekerjaan penyiangan dan penggemburan tanah, sehingga biaya pengadaan MPHP dapat dialokasikan dari biaya pemeliharaan tanaman tersebut. 10. Pada musim kering (kemarau), MPHP dapat menekan penguapan air dari dalam tanah, sehingga tidak terlalu sering untuk melakukan penyiraman (pengairan). kembali ke atas PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT Salah satu faktor penghambat peningkat-an produksi cabai adalah adanya serangan hama dan penyakit yang fatal. Kehilangan hasil produksi cabai karena serangan penyakit busuk buah (Colletotrichum spp), bercak daun (Cercospora sp) dan cendawan tepung (Oidium sp.) berkisar antara 5% - 30%. Strategi pengendalian hama dan penyakit pada tanaman cabai diajurkan penerapan pengendalian secara terpadu. Komponen Pengendalian Hama dan Penyakit secara Terpadu (PHPT) ini mencakup pengen-dalian kultur teknik, hayati (biologi), varietas yang tahan (resisten), fisik dan mekanik, peraturan-peraturan, dan cara kimiawi. HAMA CABAI Ulat Grayak (Spodoptera litura) Serangga dewasa dari hama ini adalah kupu-kupu, berwarna agak gelap dengan garis agak putih pada sayap depan. Meletakkan telur secara berkelompok di atas daun atau tanaman dan ditutp dengan bulu-bulu. Jumlah telur tiap betina antara 25-500 butir. Telur akan menetas menjadi ulat (larva), mula-mula hidup ber-kelompok dan kemudian menyebar. Ciri khas dari larva (ulat) grayak ini adalah terdapat bintik-bintik segitiga berwarna hitam dan bergaris-garis kekuningan pada sisinya. Larva akan menjadi pupa (kepompong) yang dibentuk di bawah permukaan tanah. Daur hidup dari telur menjadi kupu-kupu berkisar antara 30 - 61 hari. Stadium yang membahayakan dari hama Spodoptera litura adalah larva (ulat). Menyerang bersama-sama dalam jumlah yang sangat besar. Ulat ini memangsa segala jenis tanaman (polifag), termasuk menyerang tanaman cabai. Serangan ulat grayak terjadi di malam hari, karena kupu-kupu maupun larvanya aktif di malam hari. Pada siang hari bersembunyi di tempat yang teduh atau di permukaan daun bagian bawah. Hama ulat grayak merusak di musim kemarau dengan cara memakan daun mulai dari bagian tepi hingga bagian atas maupun bawah daun cabai. Serangan hama ini menyebabkan daun-daun berlubang secara tidak beraturan; sehingga menghambat proses fotosintesis dan akibatnya produksi buah cabai menurun. Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara : 1. Mekanis, yaitu mengumpulkan telur dan ulat-ulatnya dan langsung dibunuh. 1. Kultur teknis, yaitu menjaga kebersihan kebun dari gulma dan sisa-sisa tanaman yang menjadi tempat persembunyian hama, serta melakukan rotasi tanaman. 1. Hayati (biologis) kimiawi, yaitu disemprot dengan insektisida berbahan aktif Bacilus thuringiensis seperti Dipel, Florbac, Bactospeine, dan Thuricide. 1. Sex pheromone, yaitu perangkap ngengat (kupu-kupu) jantan. Sex pheromone merupakan aroma yang dikeluarkan serangga betina dewasa yang dapat menimbulkan rangsangan sexual (birahi) pada serangga jantan dewasa untuk menghampiri dan melakukan perkawinan sehingga membuahkan keturunan. Sex pheromone dari Taiwan yang di Indonesia diberi nama "Ugratas" atau Ulat Grayak Berantas Tuntas berwarna "merah" sangat efektif untuk dijadikan perangkap kupu-kupu dewasa dari ulat grayak (S. litura). Cara pemasangan Ugratas merah ini adalah dimasukkan ke dalan botol bekas aqua volume 500 cc yang diberi lubang kecil untuk tempat masuknya kupu-kupu jantan. Untuk 1 hektar kebun cabai cukup dipasang 5-10 buah Ugratas merah, dengan cara digantungkan sedikit lebih tinggi di atas tanaman cabai. Daya tahan (efektivitas) Ugratas ini + 3 minggu, dan tiap malam bekerja efektif sebagai perangkap ngengat jantan. Keuntungan penggunaan Ugratas ini antara lain : aman bagi manusia dan ternak, tidak berdampak negatif terhadap lingkungan, dapat menekan penggunaan insektisida, tidak menimbulkan kekebalan hama, dan dapat memperlambat perkem-bangan hama tersebut. 1. Kimiawi, yaitu disemprot insektisida seperti Hostathion 40 EC 2 cc/lt atau Orthene 75 SP 1 gr/lt. Kutu Daun (Myzus persicae Sulz.) Kutu daun atau sering disebut Aphid tersebar di seluruh dunia. Hama ini memakan segala jenis tanaman (polifag), lebih dari 100 jenis tanaman inang, termasuk tanaman cabai. Kutu daun berkembang biak dengan 2 cara, yaitu dengan perkawinan biasa dan tanpa perkawinan atau telur-telurnya dapat berkembang menjadi anak tanpa pembuahan (partenogenesis). Daur hidup hama ini berkisar antara 7 - 10 hari. Hama ini menyerang tanaman cabai dengan cara mengisap cairan daun, pucuk, tangkai bunga ataupun bagian tanaman lainnya. Serangan berat menyebabkan daun-daun melengkung, keriting, belang-belang kekuningan (klorosis) dan akhirnya rontok sehingga produksi cabai menurun. Kehadiran kutu daun di kebun cabai, tidak hanya menjadi hama tetapi juga berfungsi sebagai penular (penyebar) berbagai penyakit virus. Di samping itu, kutu daun mengeluarkan cairan manis (madu) yang dapat menutupi permukaan daun. Cairan manis ini akan ditumbuhi cendawan jelaga berwarna hitam sehingga menghambat proses fotosintesis. Serangan kutu daun menghebat pada musim kemarau. Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara : 1. Kultur teknik, yaitu menanam tanaman perangkap (trap crop) di sekeliling kebun cabai, misalnya jagung. 1. Kimiawi, yaitu dengan semprotan insektisida yang efektif dan selektif seperti Deltamethrin 25 EC pada konsentrasi 0,1 - 0,2 cc/liter, Decis 2,5 EC 0,04%, Hostathion 40EC 0,1% atau Orthene 75 SP 0,1%. Lalat Buah (Dacus ferrugineus) Serangga dewasa panjangnya + 0.5 cm, berwarna coklat-tua, dan meletakkan telurnya di dalam buah cabai. Telur tersebut akan menetas, kemudian merusak buah cabai. Buah-buah yang diserang akan menjadi bercak-bercak bulat, kemudian membusuk dan berlubang kecil. Buah cabai yang terserang akan dihuni larva yang pandai meloncat-loncat. Akibatnya semua bagian buah cabai rusak, busuk, dan berguguran (rontok). Daur hidup hama ini lamanya sekitar 4 minggu, dan pembentukan stadium pupa terjadi di atas permukaan tanah. Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara : 1. Kultur teknik, yaitu dengan pergiliran tanaman yang bukan tanaman inang lalat buah. 1. Mekanis, yaitu dengan mengumpul-kan buah cabai yang terserang, kemudian dimusnahkan. 1. Kimiawi, yaitu dengan pemasangan perangkap beracun "metil eugenol" atau protein hydrolisat yang efektif terhadap serangga jantan maupun betina. Dapat pula disemprot langsung dengan insektisida seperti Buldok, Lannate ataupun Tamaron. Thrips (Thrips sp.) Spesies Thrips yang sering ditemukan adalah T. tabaci yang hidupnya bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag). Serangga Thrips sangat kecil, panjang + 1 mm, berkembang biak tanpa pembuahan sel telur (partenogenesis) dan siklus hidupnya berlangsung selama 7 - 12 hari. Hama Thrips menyerang hebat pada musim kemarau dengan memperlihatkan gejala serangan strip-strip pada daun dan berwarna keperakan. Serangan yang berat dapat mengakibatkan matinya daun (kering). Thrips ini kadang-kadang berperan sebagai penular (vektor) penyakit virus. Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara : 1. Kultur teknis, yaitu dengan pergiliran tanaman atau tidak menanam cabai secara bertahap dengan selisih waktu cukup lama karena tanaman muda akan terserang parah. 1. Kimiawi, yaitu dengan disemprot insektisida Deltamethrin 25 EC 0,1-0,7 cc/lt, Triazophos 40 EC 0,5-2,0 cc/lt, Endosulfan 25 EC 0,5-2,0 cc/lt, atau juga Decis 2,5 EC (0,04%), Hostathion 20 EC (0,2%) maupun Mesurol 50 WP (0,1-0,2%). Tungau (Tarsonemus translucens) Tungau berukuran sangat kecil, tetapi bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag). Serangga dewasa panjangnya + 1 mm, bentuk mirip laba-laba, dan aktif di siang hari. Siklus hidup tungau berkisar selama 14-15 hari. Tungau menyerang tanaman cabai dengan cara mengisap cairan sel daun atau pucuk tanaman. Akibat serangannya dapat menimbulkan bintik-bintik kuning atau keputihan. Serangan yang berat, terutama di musim kemarau, akan menyebabkan cabai tumbuh tidak normal dan daun-daunnya keriting. Pengendalian tungau dapat dilakukan dengan cara disemprot insektisida akarisasi seperti Omite EC (0,2%) atau Mitac 200 EC (0,2%). PENYAKIT CABAI Layu Bakteri (Pseudomonas solana-cearum E.F. Smith) Bakteri layu mempunyai banyak tanaman inang, diantaranya adalah tomat, kentang, kacang tanah dan cabai. Penyebaran penyakit layu bakteri dapat melalui benih, bibit, bahan tanaman yang sakit, residu tanaman, irigasi (air), serangga, nematoda dan alat-alat pertanian. Bakteri layu biasanya menghebat pada tanaman cabai di dataran rendah. Gejala kelayuan tanaman cabai terjadi mendadak, dan akhirnya menyebabkan kematian tanaman dalam beberapa hari kemudian. Bakteri layu menyerang sistem perakaran tanaman cabai. Bila pangkal batang cabai yang diserang, dipotong atau dibelah, kemudian direndam dalam gelas berisi air bening, maka setelah beberapa menit digoyang-goyangkan akan keluar cairan berwarna coklat susu atau berkas pembuluh batangnya berwarna coklat berlendir (slime bakteri). Gejala yang dapat diamati secara visual pada tanaman cabai adalah kelayuan tanaman mulai dari bagian pucuk, kemudian menjalar ke seluruh bagian tanaman. Daun menguning dan akhirnya mengering serta rontok. Penyakit bakteri layu dapat menyerang tanaman cabai pada semua tingkatan umur, tetapi paling peka adalah tanaman muda atau menjelang fase berbunga maupun berbuah. Pengendalian penyakit bakteri layu harus dilakukan secara terpadu, yaitu : 1. Perlakuan benih atau bibit sebelum tanam dengan cara direndam dalam bakterisida Agrimycin atau Agrept 0,5 gr/lt selama 5-15 menit. 1. Perbaikan drainase tanah di sekitar kebun agar tidak becek atau menggenang. 1. Pencabutan tanaman yang sakit agar tidak menular ke tanaman yang sehat. 1. Penggunaan bakterisida Agrimycin atau Agrept dengan cara disemprotkan atau dikocor di sekitar batang tanaman cabai tersebut yang diperkirakan terserang bakteri P. solanacearum. 1. Pengelolaan (manajemen) lahan, misalnya dengan pengapuran tanah ataupun pergiliran tanaman yang bukan famili Solanaceae Layu Fusarium (Fusarium oxysporum Sulz.) Layu Fusarium disebabkan oleh organisme cendawan bersifat tular tanah. Biasanya penyakit ini muncul pada tanah-tanah yang ber pH rendah (masam). Gejala serangan yang dapat diamati adalah terjadinya pemucatan warna tulang-tulang daun di sebelah atas, kemudian diikuti dengan merunduknya tangkai-tangkai daun; sehingga akibat lebih lanjut seluruh tanaman layu dan mati. Gejala kelayuan tanaman seringkali sulit dibedakan dengan serangan bakteri layu (P. solanacearum). Untuk membuktikan penyebab layu tersebut dapat dilakukan dengan cara memotong pangkal batang tanaman yang sakit, kemudian direndam dalam gelas berisi air bening (jernih). Biarkan rendaman batang tadi sekitar 5-15 menit, kemudian digoyang-goyangkan secara hati-hati. Bila dari pangkal batang keluar cairan putih dan terlihat suatu cincin berwarna coklat dari berkas pembuluhnya, hal itu menandakan adanya serangan Fusarium. Pengendalian penyakit layu Fusarium dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : 1. Perlakuan benih atau bibit dengan cara direndam dalam larutan fungisida sistemik, misalnya Benlate ataupun Derosal 0,5-1,0 gr/lt air selama 10-15 menit. 1. Pengapuran tanah sebelum tanam dengan Dolomit atau Captan (Calcit) sesuai dengan angka pH tanah agar mendekati netral. 1. Pencabutan tanaman yang sakit agar tidak menjadi sumber infeksi bagi tanaman yang sehat. 1. Pengaturan pembuangan air (drainase), dengan cara pembuatan bedengan yang tinggi, terutama pada musim hujan. 1. Penyiraman larutan fungisida sistemik seperti Derosal, Anvil, Previcur N dan Topsin di sekitar batang tanaman cabai yang diduga sumber atau terkena cendawan. Bercak Daun dan Buah (Collectro-tichum capsici (Syd). Butl. et. Bisby). Bercak daun dan buah cabai sering disebut penyakit Antraknose atau "patek". Penyakit ini menjadi masalah utama di musim hujan. Disebabkan oleh cendawan Gloesporium piperatum Ell. et. Ev dan Colletotrichum capsici. Cendawan G. piperatum umumnya menyerang buah muda dan menyebabkan mati ujung. Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan terbentuknya bintik-bintik kecil kehitaman dan berlekuk, serta tepi bintik berwarna kuning. Di bagian lekukan akan terus membesar dan memanjang yang bagian tengahnya berwarna gelap. Cendawan C. capsici lebih sering menyebabkan buah cabai membusuk. Gejala awal serangan ditandai dengan terbentuknya bercak coklat-kehitaman pada buah, kemudian meluas menjadi busuk-lunak. Pada bagian tengah bercak terdapat titik-titik hitam yang merupakan kumpulan dari konidium cendawan. Serangan yang berat menyebabkan buah cabai mengkerut dan mengering menyerupai "mummi" dengan warna buah seperti jerami. Pengandalian dapat dilakukan dengan cara : 1. Perlakuan benih, yaitu direndam dalam larutan fungisida berbahan aktif Benomyl atau Thiram, misalnya Benlate pada dosis 0,5/lt, ataupun berbahan aktif Captan (Orthocide) dengan dosis 1 gr/lt. Lamanya perendaman benih antara 4-8 jam. 1. Pengaturan jarak tanam yang sesuai sehingga kondisi kebum tidak terlalu lembab. Pada musim kemarau dapat menggunakan jarak tanam 50 x 70 cm, sedangkan di musim hujan 60 x 70 cm ataupun 65 x 70 cm, baik sistem segi empat atau segi tiga zig-zag. 1. Pembersihan (sanitasi) lingkungan yaitu dengan cara menyiang gulma atau sisa-sisa tanaman yang ada di sekitar kebun agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit. 1. Buah cabai yang sudah terserang penyakit dikumpulkan, kemudian dimusnahkan (dibakar). 1. Penyemprotan dengan fungisida seperti Kasumin 2 cc/lt, Difolatan 4 cc/lt, Phycozan, Dithane M-45, Daconil, Topsin, Antracol dan Delsen. Fungisida-fungisida tersebut efektif menekan Antraknosa. 1. Rotasi tanaman, yakni pergiliran tanaman yang bukan famili Solanaceae (tomat, kentang, terung, tambakau). Tujuan rotasi tanaman ini adalah untuk memotong siklus hidup cendawan penyebab penyakit Antraknosa. Bercak Daun (Cercospora capsici Heald et Wolf) Penyebab penyakit bercak daun adalah cendawan Cercospora capsici. Gejala serangan penyakit ditandai dengan bercak-bercak bulat kecil kebasah-basahan. Berikutnya bercak akan meluas dengan garis tengah + 0,5 cm. Di pusat bercak nampak berwarna pucat sampai putih dengan tepinya berwarna lebih tua. Serangan yang berat (parah) dapat menyebabkan daun menguning dan gugur, ataupun langsung berguguran tanpa didahului menguningnya daun. Pengen-dalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan kebun, dan disemprot fungisida seperti Topsin, Velimek, dan Benlate secara berselang-seling. Bercak Alternaria (Alternaria solani Ell & Marf) Penyebab penyakit bercak Alternaria adalah cendawan. Gejala serangan penyakit ini adalah ditandai dengan timbulnya bercak-bercak coklat-tua sampai kehitaman dengan lingkaran-lingkaran konsentris. Bercak-bercak ini akan membesar dan bergabung menjadi satu. Serangan penyakit bercak Alternaria dimulai dari daun yang paling bawah, dan kadang-kadang juga menyerang pada bagian batang. Pengendalian penyakit bercak Alternaria antara lain dengan cara menjaga kebersihan kebun, dan disemprot fungisida seperti Cupravit, Dithane M-45 dan Score, secara berselang-seling. Busuk Daun dan Buah (Phytophthora spp) Penyakit busuk daun dapat pula menyebabkan busuk buah cabai. Gejala serangan nampak pada daun yaitu bercak-bercak kecil di bagian tepinya, kemudian menyerang seluruh batang. Batang tanaman cabai juga dapat diserang oleh penyakit ini, ditandai dengan gejala perubahan warna menjadi kehitaman. Buah-buah cabai yang terserang menunjukkan gejala awal bercak-bercak kebasahan, kemudian meluas ke arah sumbu panjang, dan akhirnya buah akan terlepas dari kelopaknya karena membusuk. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara pengaturan jarak tanam yang baik, yaitu di musim hujan idealnya 70 x 70 cm, mengumpulkan buah cabai yang busuk untuk dimusnahkan, dan disemprot fungisida seperti Sandovan MZ, Kocide atau Polyram secara berselang-seling. Virus Penyakit virus pada tanaman cabai di pulau Jawa dan Lampung ditemukan adanya Cucumber Mosaic Virus (CMV), Potato Virus Y (PVY), Tobacco Etch Virus (TEV), Tobacco Mosaic Virus (TMV), Tobacco Rattle Virus (TRV), dan juga Tomato Ringspot Virus (TRSV). Gejala penyakit virus yang umum ditemukan adalah daun mengecil, keriting, dan mosaik yang diduga oleh TMV, CMV dan TEV. Penyebaran virus biasanya dibantu oleh serangga penular (vektor) seperti kutu daun dan Thrips. Tanaman cabai yang terserang virus seringkali mampu bertahan hidup, tetapi tidak menghasilkan buah. Pengendalian penyakit virus ini dapat dilakukan dengan cara : 1. Pemberantasan serangga vektor (penular) seperti Aphids dan Thrips dengan semprotan insektisida yang efektif. 1. Tanaman cabai yang menunjukkan gejala sakit dan mencurigakan terserang virus dicabut dan dimusnahkan. 1. Melakukan pergiliran (rotasi) tanaman dengan tanaman yang bukan famili Solanaceae. Penyakit Fisiologis Merupakan keadaan suatu tanaman menderita sakit atau kelainan, tetapi penyebabnya bukan oleh mikroorganisme. Beberapa contoh penyakit fisiologis pada tanaman cabai yang paling sering ditemukan adalah kekurangan unsur hara Kalsium (Ca), dan terbakarnya buah cabai akibat sengatan sinar matahari, terutama pada cabai Paprika. Tanaman cabai yang kekurangan unsur Ca akan menunjukkan gejala pada buahnya terdapat bercak hijau-gelap, kemudian menjadi lekukan bacah coklat kehitam-hitaman. Jaringan di tempat bercak menjadi rusak sampai ke bagian dalam buah. Bentuk buah cabai menjadi pipih dan berubah warna lebih awal (sebelum waktunya). Biasanya kekurangan Ca pada stadium buah rusak akan diikuti tumbuhnya cendawan. Usaha pencegahan kekurangan Ca dapat dilakukan dengan cara pengapuran sewaktu mengolah tanah, diikuti pemupukan berimbang, dan pengairan kebun secara merata. Bila tanaman cabai atau paprika sedang produktif berbuah tetapi baru diketahui kekurangan Ca, maka dapat disemprot dengan pupuk daun yang banyak mengandung unsur Ca, seperti Growmore Kalsium. Cabai paprika tidak tahan terhadap sinar matahari, sehingga bila mengenai permukaan buah akan menyebabkan terbakarnya kulit dan bagian dalam buah. Gejala yang nampak di bagian luar adalah warna kulit buah berubah menjadi keputih-putihan hingga kecoklatan dan mengkerut. Meskipun tidak menjadi busuk basah, tetapi warna buah menjadi jelek dan kualitasnya menurun (rendah). Pengendalian terhadap sengatan sinar matahari adalah melindungi tanaman dengan sungkup beratapkan plastik transparan (bening). Menurut penelitian, fungsi naungan plastik bening selain dapat mengurangi (mereduksi) intensitas cahaya matahari, juga dapat mengurangi tingginya temperatur tanah dan defisit air; sehingga dapat meningkatkan kelembaban relatif tanah di sekitar pertanaman paprika. Di samping itu, pengaruh naungan plastik bening dapat meningkatkan hasil (bobot) buah total. kembali ke atas PANEN & PASCA PANEN PANEN CABAI HIBRIDA Panen cabai hibrida sangat dipengaruhi oleh faktor jenis atau varietasnya, dan lingkungan tempat tanam. Di dataran rendah, umumnya cabai mulai dipanen pada umur 75-80 hari setelah tanam. Panen berikutnya dilakukan selang 2-3 hari sekali. Sedangkan di dataran tinggi (pegunungan), panen perdana dapat dimulai pada umur 90-100 hari setelah tanam. Selanjutnya pemetikan buah dilakukan selang 6-10 hari sekali. Khusus untuk sasaran ekspor, panen cabai dipilih pada tingkat kemasakan 85% - 90% saat warna buah merah-kehitaman. Di dataran rendah, panen cabai untuk tujuan ekspor dapat diatur 2 hari sekali ; sedangkan di dataran tinggi antara 4-6 hari sekali. Pada cabai paprika, persyaratan layak panen adalah bila buahnya telah mencapai ukuran maksimal, hampir matang tetapi warnanya masih hijau. Buah cabai paprika yang dipanen terlalu muda bobotnya akan menurun secara drastis dan kurang tahan angkut (cepat rusak). Sebaliknya, buah cabai paprika yang dipanen terlalu matang atau warnanya sudah merah, maka kualitasnya kurang disukai pasar (konsumen). Kecuali beberapa varietas cabai paprika memang khusus untuk dipanen buah merah ataupun buah kuning. Cara panen cabai hibrida adalah memetik buah bersama tangkainya secara hati-hati di saat cuaca terang. Hasil panen dimasukkan ke dalam wadah, kemudian dikumpulkan di tempat penampungan. Pada pertanaman yang baik, dapat menghasilkan produksi antara 20-40 ton/ha. Khusus cabai paprika minimal dapat menghasilkan 5-10 ton/hektar, harga jualnya lebih mahal dibanding dengan jenis-jenis cabai lainnya. PASCA PANEN CABAI HIBRIDA Cabai Segar • Pemilihan buah (seleksi dan sortasi) • Di tempat penampungan, buah-buah cabai dipilih berdasarkan warna merah, masih kehitaman; dan juga dipisahkan antara buah sehat dengan buah sakit atau rusak (busuk). • Pengkelasan (klasifikasi) • Khusus untuk diekspor dilakukan pengkelasan, yaitu dipilih buah-buah cabai yang panjangnya minimal 11 cm, bentuk buah lurus, dan tidak terlalu matang. • Pewadahan (pengemasan) • Untuk sasaran pasar lokal, pewadahan cabai dapat dilakukan dalam karung plastik yang tembus udara ataupun keranjang bambu. • Untuk sasaran pasar ekspor, buah-buah cabai ditata rapi dalam kardus-kardus ukuran 30 x 40 x 50 cm berisi + 20 kg, dan berventilasi atau dibuatkan lubang-lubang kecil. • Penyimpanan • Penyimpanan sementara sebelum dipasarkan, sebaiknya di tempat (ruang) yang teduh dan cukup lembab, serta sirkulasi udara baik. • Bila fasilitas penyimpanan memungkinkan, dapat dilakukan dalam ruang dingin (cold storage) yang suhunya rendah antara 2-15 derajat Celcius dan kelembabannya tinggi sekitar 90%-95% agar tetap segar selama + 20 hari. Cabai Kering Pemasaran cabai kering memiliki beberapa keuntungan, diantaranya memudahkan pengangkutan, produk-nya dapat dikemas secara ringkas dan tahan lama. • Pembersihan • Buah-buah cabai dipilih yang sudah matang (berwarna merah), kemudian dicuci bersih dan tangkainya dibuang. • Pembelahan • Setelah buah cabai ditiriskan, segera dibelah dan dibuang biji-bijinya. • Perendaman sesaat dalam air hangat (blanching) • Buah-buah cabai segar segera dicelupkan ke dalam air mendidih yang telah dicampur Kalium Metabisulfit 0,2%. Lama perendaman + 6 menit, kemudian disusul pencelupan ke dalam air dingin. Tujuan blanching adalah untuk menambah ketahanan warna buah sehingga tidak cepat berubah terjadi coklat (browning). • Pengeringan • Pengeringan cabai dapat dilakukan secara alami (sinar matahari) selama 7-10 hari, ataupun dengan alat mekanis yang bersuhu 600 C sehingga dapat kering selama 12-20 jam. Pengeringan dengan alat mekanis memiliki beberapa keuntungan, antara lain waktunya relatif singkat, bersih, dan kadar air dapat seminim mungkin + 10%. • Penyimpanan Cabai kering dapat dikemas dalam kantong ataupun karung plastik tertutup rapat. Tempat penyimpanannya yang baik adalah ruangan kering dengan kelembaban 70%. CABE GILING DALAM KEMASAN cabai.gifCoba-coba usaha yang masih jarang dilirik orang, yaitu usaha pengolahan hasil alam, salah satunya Cabe Merah . Selama ini cabe di konsumsi dalam keadaaan segar. Masyarakat Indonesia lebih menyukai cabe dalam keadaan segar, namun seiring dengan berjalannya waktu muncul kebutuhan akan cabe/cabai yang sudah di olah dan siap dipakai, selain untuk memenuhi kebutuhan tersebut, teknik pengeolahan dan pengemasan cabe/cabai dapat memberikan nilai tambah sekaligus menjaga kestabilan harga. Usaha yang menarik dan belum banyak yang tertarik untuk masuk ke usaha ini. Cabe giling adalah hasil penggilingan cabe segar, dengan atau tanpa bahan pengawet. Umumnya cabe giling diberi garam sampai konsentrasi 20 %, bahkan ada mencapai 30%. Selain garam, sering ditambahkan asam atau natrium benzoat sebagai pengawet. Saat ini umumnya cabe giling dipasarkan secara curah tanpa kemasan. Cabe giling dapat dikemas dengan cara sederhana. Cabe yang telah dikemas lebih hijienis dan umur simpannya lebih panjang. Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat cabe giling dalam kemasan Buah cabe yang matang dan merah merata. Kalsium metabisulfit atau Natrium bisulfit. Bahan ini digunakan untuk menginaktivasi enzim yang dapat menyebabkan reaksi pencoklatan Garam. Asam atau natrium benzoat. Bahan ini digunakan sebagai pengawet sehingga bahan tidak mudah dirusak oleh mikroba. Peralatan yang di butuhkan Penggiling. Alat ini digunakan untuk menggiling cabe sampai halus. Alat penggiling yang biasanya digunakan adalah penggiling tipe cakram. Untuk usaha kecil, penggilingan cabe bisa dilakukan secara manual dengan menggunakan batu gilingan cabe yang biasa terdapat di rumahtangga. Panci. Alat ini digunakan untuk blanching (merendam cabe di dalam larutan bisulfit panas). Injektor pasta. Alat ini digunakan untuk memasukkan (menginjeksikan) pasta cabe giling ke dalam kantong plastik, atau botol kaca. Kantong plastik. Kantong plastik digunakan sebagai kemasan untuk mengemas cabe giling secara tidak aseptis. Penutup botol. Penutup botol digunakan untuk memasangkan tutup botol dari kaleng ke mulut botol secara rapat. Botol kaca bermulut lebar dengan penutup ulir. Botol kaca ini digunakan sebagai kemasan untuk mengemas cabe giling secara aseptis. Wadah pemasak cabe giling. Wadah ini harus terbuat dari bahan tahan karat, bagian dalamnya licin dan mudah dibersihkan. Kompor. Alat ini digunakan untuk memasak saos. Tungku. Tungku hemat energi dapat dijadikan alternatif, tetapi tungku ini banyak menghasilkan jelaga dan panasnya lebih sulit diatur. Timbangan. Alat ini digunakan untuk menakar berat bahan. Kapasitas timbangan disesuaikan dengan jumlah bahan yang diolah. Retort. Alat ini digunakan untuk sterilisasi cabe di dalam kemasan botol. Segel plastik. Segel plastik adalah kantong plastik yang kedua ujungnya terbuka yang dapat menempel secara rapat sekali pada mulut botol yang telah dipasang tutupnya. Plastik ini berfungsi sebagai segel. Cara Pembuatan Persiapan Pembuangan tangkai dan pencucian. Cabe dibuang tangkainya. Bagian yang rusak dan busuk dibuang. Setelah itu cabe dicuci sampai bersih dan ditiriskan. Blanching. Cabe di-blanching seperti blanching untuk pembuatan cabe kering. Pengolahan Cabe Giling Kemasan Plastik Penggilingan. Cabe digiling sampai halus. Pada saat penggilingan ditambahkan asam atau natrium benzoat 1 gram, garam 100 gram dan asam sitrat 5 gram untuk setiap 1 kg cabe. Pemanasan. Cabe yang telah digiling dipanaskan di dalam wajan sambil diaduk-aduk sampai suhu mendekati 100 C selama 15 menit. Selama pemanasan, api diatur tidak terlalu besar untuk mencegah gosongnya bagian cabe yang bersentuhan dengan permukaan wajan. Cabe yang telah dipanaskan didinginkan sampai suhunya mencapai 60 C. Pengemasan Dua buah kantong plastik polietilen tebal dijadikan satu sehingga berupa sebuah kantong rangkap dua. Label kemasan diselipkan di antara kedua rangkap kantong plastik tersebut. Cabe giling yang masih hangat dimasukkan ke dalam kantong plastik tersebut dengan bantuan injektor pasta. Setelah itu, kantong plastik ditutup dengan mengikatnya kuat-kuat memakai gelang karet. Penyimpanan. Produk ini dapat disimpan selama 2 minggu pada suhu kamar dan lebih 1 bulan di dalam lemari pendingin. Pengolahan cabe giling berpengawet di dalam kemasan botol Penggilingan. Cabe yang telah di-blanching digiling sampai halus. Pada saat penggilingan ditambahkan asam atau natrium benzoat 1 gram, garam dapur 100 gram, dan asam sitrat 5 gram untuk setiap 1 kg cabe. Pemanasan. Cabe yang telah digiling dipanaskan di dalam wajan sambil diaduk-aduk sampai suhu mendekati 100 C selama 15 menit. Selama pemanasan, api diatur tidak terlalu besar untuk mencegah gosongnya bagian cabe yang bersentuhan dengan permukaan wajan. Setelah itu, api dikecilkan sekedar untuk menjaga cabe tetap panas. Pengemasan. Botol kaca dicuci sampai bersih, kemudian direndam di dalam air rang mengandung kaporit 5-10 ppm (5 sampai 10 gram kaporit per 1 m air) selama 30 menit di dalam wadah tahan karat. Botol disusun di dalam air perendam tersebut didalam posisi terbalik. Setelah itu, wadah yang berisi rendaman botol direbus sampai mendidih. Setelah mendidih api dikecilkan sekedar untuk mempertahankan air perebus tetap panas. Kondisi ini dipertahankan selama pengemasan. Sementara itu, tutup botol direbus di dalam air mendidih lain. Selama pengemasan, tutup botol harus tetap berada pada air mendidih. Sebuah botol dikeluarkan dari air mendidih dalam keadaan terbalik dengan menggunakan penjepit. Dengan bantuan injektor pasta, cabe giling segera dimasukkan ke dalam botol. Botol diisi hanya sampai 1 cm di bawah mulut botol. Botol yang telah diisi cabe giling panas dibiarkan tetap terbuka selama 2 menit. Setelah itu, sebuah tutup botol yang sedang direbus segera diangkat dan dipasangkan pada mulut botol secara rapat dan kuat. Pekerjaan ini harus dilakukan secara cepat dan cermat. Sterilisasi Botol yang sudah berisi cabe giling dan tertutup rapat direbus di dalam air mendidih selama 30 menit. Proses ini akan membunuh banyak mikroba pembusuk yang dapat merusak bahan. Botol dikeluarkan dari air mendidih, dan disimpan dalam keadaan terbalik. Jika terjadi rembesan saus melalui tutup botol, tutup harus dibuka dan dilakukan kembali penutupan dengan tutup yang baru. Setelah itu, botol ini harus disterilkan kembali. Penyegelan. Segel plastik dipasangkan pada mulut botol. Mulut botol yang terpasang segel dicelupkan pada panas (90ø C) beberapa detik sehingga segel mengkerut dan menempel dengan rapat pada mulut botol. Pemberian label Proses terakhir adalah penempelan label pada bagian luar botol. Pengolahan Cabe Giling Tanpa Pengawet di dalam Kemasan Botol Penggilingan. Cabe yang telah di-blanching digiling sampai halus tanpa penambahan garam, asam, maupun senyawa benzoat. Pemanasan. Cabe yang telah digiling dipanaskan di dalam wajan sambil diaduk-aduk sampai suhu mendekati 100ø C selama 10 menit. Selama pemanasan, api diatur tidak terlalu besar untuk mencegah gosongnya bagian cabe yang bersentuhan dengan permukaan wajan. Setelah itu, api dikecilkan sekedar untuk menjaga cabe tetap panas. Pengemasan. Botol yang bersih, direndam di dalam air yang mengandung kaporit 5-10 ppm (5 sampai 10 gram kaporit per 1 m3 air) selama 30 menit di dalam wadah tahan karat. Botol disusun di dalam air perendam tersebut didalam posisi terbalik. Setelah itu, wadah yang berisi rendaman botol direbus sampai mendidih. Setelah mendidih api dikecilkan sekedar utnuk mempertahankan air perebus tetap panas. Kondisi ini dipertahankan selama pengemasan. Sementara itu, tutup botol direbus di dalam air mendidih lain. Selama pengemasn, tutup botol harus tetap berada pada air mendidih. Sebuah botol dikeluarkan dari air mendidih dalam keadaan terbalik dengan menggunakan penjepit. Dengan bantuan injektor pasta, cabe giling panas segera dimasukkan ke dalam botol. Botol diisi hanya sampai 1 cm di bawah mulut botol. Botol yang telah diisi cabe giling panas dibiarkan tetap terbuka selama 2 menit. Setelah itu, sebuah tutup botol yang sedang direbus segera diangkat dan dipasangkan pada mulut botol secara kuat dan rapat pada mulut botol. Sterilisasi. Botol yang sudah berisi cabe giling dan tertutup rapat direbus dipanaskan di dalam retort selama 20-30 menit pada suhu 121 C. Prosess ini akan membunuh banyak mikroba pembusuk yang dapat merusak bahan. Setelah itu, botol dikeluarkan dari dalam retort, dan disimpan dalam keadaan terbalik. Jika terjadi rembesan saus melalui tutup botol, tutup harus dibuka dan dilakukan kembali penutupan dengan tutup yang baru. Setelah itu, botol ini harus disterilkan kembali. Penyegelan. Segel plastik dipasangkan pada mulut botol. Mulut botol yang terpasang segel dicelupkan pada panas (90 C) beberapa detik sehingga segel mengkerut dan menempel dengan rapat pada mulut botol. Pemberian label Proses terakhir adalah penempelan label pada bagian luar botol. Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat; JI. Rasuna Said, Padang Baru, Padang, Telp. 0751 40040, Fax. 0751 40040 Jakarta, Januari 2001 Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat, Hasbullah, Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat Tarwiyah, Kemal. Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan clan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan clan Teknologi Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, JI. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tel. 021 316 9166-69, Fax. 021316 1952, http:llwww.ristek.go.id Budidaya Cabe Februari 10, 2011 at 8:29 am (- Budidaya Cabe) (budidaya cabai, budidaya cabe, cabai, cabe) Melambungnya harga cabe yang terjadi sejak akhir tahun 2010 memang mengejutkan masyarakat luas. Saking hebohnya pemerintah-pun turut membahas melalui Rakor di istana atas kenaikan harga cabe yang sangat tinggi sepanjang sejarah bangsa Indonesia. Ditingkat konsumen harga cabe sempat mencapai Rp.150 ribu/kg, dan kini masih berkisar pada harga Rp.50-100 ribu/kg. Kenaikan harga cabe ini disebabkan oleh cuaca yang tidak menentu. Buntutnya banyak pertanian cabe yang diserang hama dan penyakit. Hal ini juga yang membuat produksi cabe nasional anjlok hingga 40%. Memang banyak penyebab yang membuat harga cabe melambung karena berkurangnya pasokan atau menurunnya produksi, antara lain serangan hama dan penyakit kuning yang disebabkan oleh virus gemini, meningkatnya serangan cendawan Colletotrichum capsisi penyebab penyakit antraknosa, serta tingginya curah hujan yang menyebabkan cabe menjadi busuk sehinga petani gagal panen. Parahnya lagi, musibah tersebut terjadi merata di seluruh sentra cabe Kontan, pasokan cabe menipis, sedangkan permintaan cabe tinggi yang mengakibatkan harga cabe menjadi sangat mahal. Misalnya saja harga cabe rawit merah pada pertengahan Januari 2011 masih berkisar Rp.100 ribu/kg, cabe merah keriting Rp.60 ribu/kg, serta cabe merah besar Rp.40-45 ribu/kg. Cabe Impor Karena harga tidak kunjung turun, pemerintah mencoba menurunkan harga dengan cara mengimpor cabe dari China, Taiwan, dan Thailand. Masuknya cabe impor sejak pertengahan bulan Januari itu cukup mempengaruhi terhadap penurunan harga cabe. Hal ini terbukti hingga akhir Januari harga cabe keriting di pasar menjadi Rp.40 ribu/kg, cabe merah besar Rp.38 ribu/kg, cabe rawit Rp.50-60 ribu/kg. Namun penurunan ini mungkin hanya berpengaruh di Jabodetabek, dan belum begitu terasa dampaknya di luar daerah. Masuknya cabe impor ini ternyata dimanfaatkan pedagang untuk mencampur antara cabe impor dengan cabe lokal. Karena harga cabe impor mulai dari Rp.17 ribu/kg. Tapi memang kenyataan dilapangan ternyata kualitas cabe impor lebih rendah dari cabe lokal, baik dari segi rasa yang kurang pedas, warna cabai juga cenderung lebih pucat dibanding cabai lokal. Jika panen raya seperti tahun lalu tercapai, dan masuknya cabe impor tidak mempengaruhi penurunan harga di Jabodetabek mungkin harga cabe akan turun hingga sekitar 30%, meski masih berada diatas harga normal. Syarat Budidaya Tanaman cabe sebetulnya termasuk tanaman yang memiliki daya adaptasi luas, sehingga cabe hampir bisa di budidaya di wilayah dataran tinggi maupun dataran rendah. Cabe lebih cocok ditanam di wilayah yang tidak banyak curah hujannya. Alasannya, cabe sangat rentan terhadap hama dan penyakit akibat curah hujan yang tinggi. Cabe sangat cocok ditanam pada wilayah dengan curah hujan tidak terlalu tinggi dengan rata-rata 1000 mm/tahun, kelembaban 70-80%, suhu udara 24-28 derajat. Ideal ditanam di lahan dengan tingkat kemiringan antara 0-10 derajat dengan jarak tanam 50-60 cm, dan lebih bagus di renggangkan saat musim hujan menjdi 60-70 cm. Sebetulnya cuaca yang tidak menentu tidak menjadi alasan petani mengalami gagal panen jika petani menerapkan sistem Good Agricutural Practice (GAP), sehingga kondisi akibat cuaca ekstrim seperti curah hujan tinggi atau kemarau panjang bisa diatasi. Namun memang patut diakui bahwa sebagian besar petani masih menerapkan sistem konvensional. Belum banyak petani yang menerapkan sistem GAP. Padahal sistem GAP tidak selalu harus membutuhkan modal yang besar. GAP bisa dimulai dari menggunakan benih cabai unggul, pemilihan lokasi yang bebas banjir, pengelolaan lahan seperti membuat bedengan yang diselimuti plastik mulsa dan diberikan naungan berupa plastik ultraviolet (green house), penyemaian benih, pengendalian hama dan penyakit, hingga memperhatikan saluran air. Meningkatkan Produktivitas Salah satu alternatif untuk meningkatkan produktivitas cabe adalah dengan menggunakan varietas unggul seperti varietas hibrida yang merupakan generasi pertama dari hasil persilangan antara galur murni yang memiliki satu sifat unggul. Program pembentukan varietas hibrida cabai telah dilakukan sejak tahun 2003 oleh Bagian Genetika dan IPB. Beberapa varietas cabai keriting hibrida yang banyak di budidayakan antara lain Inco 99, TM 999, OR 42, dan OR satria. Sedangkan cabe besar hibrida antara lain cabe gada, astina, senopati, hot beauty dan lainnya. Rencananya dalam waktu dekat IPB sedang mengembangkan jenis cabe yang tahan terhadap berbagai penyakit. Varietas yang sudah dirilis adalah IPB CH3 sedangkan varietas non hibrida adalah Pesona IPB dan Seloka IPB. Tiga varietas tersebut akan disebarluaskan pada petani tahun ini. Cara lain untuk meningkatkan produktivitas cabe adalah dengan melakukan penanaman dengan menggunakan sistem bedengan yang diselimuti plastik mulsa dibawah naungan plastik ultraviolet layaknya green house tapi lebih sederhana dan tidak begitu mahal. Penggunaan mulsa bisa mengurangi serangan cendawan antraknosa, tanah terlalu banyak air, menekan pertumbuhan gulma gingga menyempurnakan proses fotosintesis. Sementara itu penggunaan green house yang terbuat dari plastik ultraviolet sangat membantu mengurangi terpaan hujan yang tinggi. Jika di kebun cabe juga dibuat saluran air yang bagus, maka air hujan tidak akan membasahi tanaman cabe yang biasanya menyebabkan tanaman menjadi busuk. Pemasaran Meski harga cabe tengah meroket, namun harga cabe ditingkat petani tidak terlalu tinggi. Saat ini ditingkat petani harga cabe keriting adalah Rp.30 ribu/kg, dan Rp.20 ribu/kg untuk cabe merah besar. Padahal harga di pasar sekarang adalah Rp.38-40 ribu/kg, sedangkan di tingkat pedagang eceran harga lebih tinggi lagi. Dari sini terlihat keuntungan terbesar di usaha distribusi cabai masih dinikmati oleh para tengkulak. Agar petani tidak melulu dirugikan oleh para tengkulak, sebaiknya petani harus berkelompok, jadi hasil paen petani tidak dijual ke petani melainkan melalui kelompok tani, untuk kemudian disalurkan ke pedagang besar di pasar induk. Selain dipasarkan ke pasar induk dan pasar tradisinal lainnya, cabai juga menjadi komoditas yang diminati supermarket dan pasar modern lainnya. Namun hanya cabe berkualitas prima, dengan ciri cabe mulus tanpa bercak, warna pekat dan cerah serta rasanya pedas. Selain itu tingkat kematangannya juga harus diatas 95% dan keseragaman bentuk 98%. Hama dan Penyakit Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman cabe diantaranya bercak daun (cercospora capsici), rebah semai (Rhizoctonia solani), antraknosa (Gloeosporium piperatum), busuk buah (Phitophthota sp), layu fusarium (Fusarium Oxysporum). Beberapa serangga yang merupakan vektor virus pada cabai anatara lain adalah kutu kebul, kutu daun persik, trips, lalat buah dan aphids. Untuk mengatasi semua itu bisa dicegah dengan penyemprotan fungsida Previcur saat pembbitan dan pindah tanam. Serangan aphids dan trips dengan insektisida Confidor. Lalat buah bisa dikendalikan dengan insektisida Decis. Antraknosa dengan fungsida Folicur dan Antracol.Busuk batang bisa diatasi dengan penggunaan fungsida Trivia plus Antracol. Untuk virus sebaiknya tanaman langsung dimusnahkan. AGROINDUSTRI SAYURAN BABY Posted on 10/01/2011 by foragri Sejak tahun 1980an, pasar swalayan kita mulai menjajakan sayuran baby. Pada mulanya hanya dikenal baby wortel, tetapi kemudian makin banyak jenis sayuran baby yang ditawarkan. Mulai dari baby corn, baby buncis, baby kailan, baby kiuri (ketimun jepang), baby labu siam, baby kacang panjang, baby kecipir, sampai ke baby taoge. Yang disebut baby taoge adalah kecambah kacang hijau, yang masih pendek karena baru saja tumbuh ujung akarnya. Baby taoge, secara tradisional sudah dikenal masyarakat kita dalam rawon. Ciri khas rawon, sup hitam dari Jawa Timur ini adalah, bumbu keluwak (biji kepayang, Pangium edule) dan baby taoge. Cara menyantapnya, baby taoge mentah ini langsung dicemplungkan ke kuah, yang sudah terhidang dalam piring atau mangkuk. Beda baby taoge dengan tauge biasa adalah, waktu pengkecambahannya lebih pendek. Hingga tunas akar itu baru tampak berupa kuncup kecil. Beda dengan tauge biasa yang pangkal tanamannya sudah terbentuk dan tampak menggembung. Aneka sayuran baby ini, dipercaya masyarakat bisa mendatangkan kesehatan, karena belum banyak tercemar pupuk kimia dan pestisida. Tetapi sayuran baby tetap dibedakan dengan sayuran organik. Sebab produksinya tetapmenggunakan sistem konvensional, yakni dengan pupuk kimia dan pestisida. Tetapi karena sudah dipanen ketika masih sangat muda, maka penggunaan pupuk kimia dan pestisidanya masih sangat rendah. Selain itu, sayuran baby juga lebih renyah dan mudah dicerna karena masih sangat lunak. # # # Prinsip utama agroindustri sayuran baby adalah, pemanenan dilakukan sejak dini. Buncis dan kacang panjang biasa, dipanen ketika sudah mencapai ukuran optimal, tetapi belum tua benar. Panjang polong buncis biasa, mencapai 12 cm. dan kacang panjang 50 cm. Pada baby buncis, panen dilakukan ketika panjang polong baru 6 cm. dan baby kacang panjang ketika masih 15 cm. Labu siam biasanya dipanen ketika buah sudah sangat tua dengan bobot bisa mencapai 0,5 kg. Pada baby labu siam, panen dilakukan ketika bobot buah baru sekitar 1,5 ons, bahkan ada yang labih muda lagi. Selain untuk pasar lokal dalam negeri, agroindustri sayuran baby juga banyak diminta oleh pasar ekspor. Namun persyaratannya jauh lebih ketat. Selain persyaratan budidaya, ukuran masing-masing jenis sayuran juga harus seragam. Hingga panen kiuri misalnya, harus dilakukan dua kali pagi dan sore. Kalau ada buah yang terlewat dipanen pagi hari, maka sorenya sudah tidak bisa dipanen lagi, sebab ukurannya sudah lebuh panjang beberapa milimeter. Pada baby buncis pun demikian, hingga para pemetik sayuran baby selalu membawa potongan kayu atau bambu sebagai alat ukur. Selain ukuran panjang atau bobotnya yang harus tepat, bentuk sayuran baby juga harus sempurna. Tidak boleh ada yang bengkok, cacat kulitnya atau cacat fisik lainnya. Hingga pemeliharaan sayuran baby, tingkat kesulitan dan kerumitannya lebih tinggi. Meskipun jangka waktunya lebih sigkat. Pada sayuran baby yang berupa buah seperti buncis, kadang panjang dan ketimun, penentuan ukuran ini mudah dilakukan. Pada baby corn, seleksi baru dilakukan setelah dilakukan pengupasan sebagian kulit. Sebab ketika masih terbungkus kulit, kita belum bisa tahu berapa ukurannya dan bagaimana bentuknya. Yang lebih sulit lagi adalah menentukan ukuran sayuran baby berupa umbi. Misalnya pada wortel, lobak dan bit. Hingga yang dilakukan oleh petani adalah memanennya pada umur tertentu, atau berpatokan pada ukuran tanaman. Baru setelah dipanen, dilakukan seleksi umbi sesuai dengan ukuran, bentuk dan ada atau tidaknya cacat. Hingga proses pemanenan baby corn dan sayuran umbi agak lebih rumit dibanding dengan panen baby buncis, kacang panjang, labu siam dan sayuran buah lainnya. Pada sayuran daun pun, misalnya baby selada atau caisim, panen masih bisa dilakukan dengan melihat penampakan fisiknya. # # # Yang agak berbeda adalah baby kubis atau keciwis. Jenis sayuran ini bukan kubis (kol) yang dipanen muda. Sebab tanaman kol yang dipanen muda, belum membentuk krop, akan mirip dengan kailan. Bedanya, batang kailan menggembung besar, meskipun tidak sampai membulat seperti pada kohlrabi (Brassica oleracea var. gonggylodes L.). Keciwis sebenarnya merupakan imitasi dari kol brusel. Kol brusel atau brusels sprouts (Brassica olevacea var. gemmifera DC.) adalah kubis yang tidak membentuk krop di ujung tanaman, melainkan pada tunas yang bertumbuhan pada batang. Hingga krop kol brusel kecil-kecil. Di Indonesia, kol brusel tidak lazim ditanam. Beda dengan kembang kol (Brassica olevacea var. botrytis L. sub var. cauliflora) dan kubis bunga hijau atau brokoli, sprouting broccoli (Brassica oleracea var. botrytis L. subvar. cymosa Lam), yang sudah banyak dibudidayakan. Tetapi permintaan terhadap baby kubis ternyata cukup besar. Bahkan juga permintaan dari pasar ekspor.Para petani pun kemudian mencoba memelihara pokok tanaman kubis biasa (Brassica olevacea var. capitata L. f. alba DC), yang sudah dipanen kropnya. Tunggul kubis ini kemudian dibumbun dan dipupuk, hingga dari batagnya akan keluar tunas. Inilah yang disebut baby kubis atau keciwis. Bentuk dan sifat baby kubis tentu beda dengan kol brusel. Umumnya bentuk baby kubis lebih meruncing di bagian ujungnya. Selain itu, kropnya juga sulit untuk terbentuk sempurna seperti halnya pada kol brusel. Tetapi kelemahan keciwis ini justru disukai konsumen dalam maupun luar negeri. Selain itu, harga keciwis yang sebenarnya merupakan tanaman sisa ini, pasti lebih murah dibanding dengan harga kol brusel yang memang sengaja dibudidayakan. Terlebih lagi, keciwis biasanya dipelihara bersamaan dengan tanaman lain yang ditumpangsarikan dengan kol. Artinya, keciwis itu sengaja dipelihara sambil menunggu tanaman tumpangsarinya tumbuh. Tanaman penghasil krop selain kubis adalah letuce dan baak choy, bok choi atau pak choi. Kalau sayuran baby lainnya sebenarnya merupakan sayuran biasa yang dipanen muda, maka letuce dan pak choi ada jenis khusus untuk menghasilkan krop kecil. Sebab tidak mungkin memanen letuce atau pak choi muda, tetapi kropnya sudah terbentuk sempurna. Hingga beda dengan baby kubis yang merupakan tunas batang, maka baby letuce dan baby pak choi adalah jenis (varietas) khusus yang akan menghasilkan krop ukuran kecil. Hingga umur panen baby letuce dan baby pak choi, sebenarnya sama dengan letuce dan pak choi biasa. Yang membedakan hanya ukuran kropnya yang lebih kecil. # # # Sebenarnya, pengertian sayuran baby memang tidak hanya berarti sayuran yang dipanen muda. Pada baby kiuri, labu siam atau kecipir, tidak dikenal adanya varietas yang akan menghasilkan buah dan polong ukuran mini. Hingga buah dan polong itu memang harus dipanen muda, agar diperoleh ukuran baby. Tetapi pada baby corn, sebenarnya ada varietas jagung khusus, yang sengaja diciptakan dan dibudidayakan, untuk dipanen tongkol mudanya sebagai sayuran. Biasanya baby corn berasal dari varietas jagung manis. Namun dalam praktek, baby corn dipanen dari tongkol jagung biasa yang tidak akan tumbuh menjadi buah. Umumnya tanaman jagung hanya menghasilkan satu tongkol per tanaman. Meskipun ada pula varietas yang mampu menghasilkan dua tongkol. Di bawah atau di atas ruas yang menghasilkan tongkol utama ini, selalu tumbuh tongkol yang tidak akan berkembang menjadi guah jagung. Tongkol gagal inilah yang kemudian dipanen muda dan disebut sebagau baby corn. Rasa baby corn aspal ini, tentu beda dengan baby corn asli. Sebab baby corn asli adalah tongkol utama yang masih muda. Setelah tongkol utama ini dipanen sebagai baby corn, tebon tanaman yang masih sangat muda juga langsung dipanen untuk pakan ternak. Sayuran baby lainnya, seperti baby wortel, baby lobak, baby buncirdan baby kacang panjang, sebenarnya juga dihasilkan oleh varietas khusus. Artinya wortel dan lobak itu seperti halnya letuce dan pak choi, memang akan menghasilkan umbi yang relatif baby. Varietas sayuran baby ini, pada buah ibarat mangga manalagi kecil, pepaya hawaii atau pisang mas, yang dari “sononya” memang sudah berukuran mini. Namun pada sayuran baby, ukuran mini ini pun masih ditambahi dengan persyaratan panen muda. Hingga agroindustri sayuran baby memang sangat spesifik. Harga produknya pun juga sangat spesifik, yakni selalu lebih tinggi dibanding sayuran biasa. (R) # # # BUDI DAYA PAPRIKA DALAM GREEN HOUSE Posted on 24/10/2011 by foragri Ketika Christopher Columbus tiba di kepulauan Karibia, ia dan rombongan menemukan makanan penduduk setempat yang diberi bumbu pedas pedas. Ia dan rombongan, yang berlayar untuk mencari kepuluan rempah-rempah, mengira telah sampai ke kepulauan India. Hingga penduduk setempat disebutnya Indian, dan tanaman yang menghasilkan bumbu pedas itu disebutnya peppers (lada). Padahal Columbus telah menemukan kepulauan Karibia dan benua Amerika. Bumbu pedas itu bukan lada melainkan cabai yang juga merupakan tanaman baru. Tanaman cabai itu lalu dibawanya ke Spanyol, dan kemudian menyebar ke seluruh dunia. Di seluruh kepuluan Karibia, Amerika Tengah dan Latin, ada 46 spesies cabai (Capsicum sp). Salah satu spesiesnya adalah Capsicum annuum, yang varietasnya paling banyak. Mulai yang berukuran kecil-kecil dan sangat pedas, berukuran besar dan berbentuk meruncing, sampai ke yang tumpul dan berbentuk lonceng (bell), hingga dinamakan bell peppers. Mulai dari yang sangat pedas (Chilli peppers) sampai ke yang manis hingga disebut sweet peppers. Bell peppers dan sweet peppers inilah yang sekarang kita kenal sebagi paprika. Varietas dari Capsicum annuum, ini berukuran sebesar tomat, bentuknya membulat dengan ujung tumpul. Beda sekali dengan cabai rawit yang berukuran sangat kecil, cabai keriting yang memanjang dan seperti terpilin, beda pula dengan cabai besar merah yang di pasar dikenal sebagai cabai taiwan (TW). Kalau cabai pada umumnya dimanfaatkan rasa pedasnya sebagai bumbu, maka paprika telah berubah menjadi sayuran (salad). Kalau dijadikan bumbu, paprika hanya dimanfaatkan aroma serta warna merahnya. # # # Di pasaran, ada beberapa warna paprika. Mulai dari hijau, merah, kuning, oranye, dan ungu. Paprika hijau dan ungu, dipanen ketika masih belum masak. Paprika hijau, ketika masak akan berwarna kuning, oranye, atau merah, sesuai dengan sub varietasnya. Sedangkan paprika ungu, ketika sudah masak akan selalu berwarna merah. Paprika hijau dan ungu, lebih banyak dikonsumsi segar (mentah), sebagai salad. Sedangkan paprika kuning, merah dan oranye, dimanfaatkan warnanya, sebagai daya tarik menu yang menggunakannya. Selain itu, paprika juga diharapkan akan menambah kelezatan masakan, karena aroma yang ditimbulkannya. Paprika lebih banyak dipanen hijau atau ungu, dan dikonsumsi segar, karena kandungan nutrisi serta vitaminya lebih tinggi ketika masih mentah, dibanding ketika sudah dimasak. Kandungan nutrisi tiap 100 gram paprika segar adalah, energi 20 kcal 80 kJ; karbohiydrat 4.64 g; gula 2,40 g; serat 1,7 g; lemak 0,17 g; protein 0,86 g; vit. B1 (thiamin) 0,057 mg, (4%); vit. B2 (riboflavin) 0.028 mg, (2%); vit. B3 (niacin) 0.480 mg, (3%); vit. B5 (pantothenic acid) 0.099 mg, (2%); vit. B6 0.224 mg, (17%); vit. B9 (folate), 10 μg (3%); vit. C 80.4 mg, (134%); kalsium 10 mg, (1%); zat besi (Fe) 0.34 mg, (3%); magnesium 10 mg, (3%); phosphor 20 mg, (3%); potassium 175 mg, (4%); dan seng (zinc) 0.13 mg, (1%). Paprika hanya bisa tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran tinggi, dengan elevasi di atas 800 m. dpl. Umumnya paprika dibudidayakan di ketinggian 1.000 sd. 2.000 m. dpl. Di Indonesia, paprika dibudidayakan di Cipanas, Lembang, Pangalengan, dan Ciwidey di Jawa Barat, Bandungan (Jawa Tengah), Batu di Jawa Timur; serta Brastagi (Sumatera Utara). Paprika bisa dibudidayakan di lahan terbuka, khususnya pada musim kemarau. Namun pada musim penghujan, paprika harus dibudidayakan di dalam green house. Petani paprika, biasanya membangun green house sederhana dengan kerangka bambu dan atap plastin UV. Budidaya paprika di lahan terbuka, selalu dilakukan dengan mulsa plastik hitam perak, dan dengan ajir. Ada petani yang mengairi lahan paprika mereka secara manual dengan digenangi, namun di kawasan yang mahal air, petani menggunakan irigasi tetes (drip irigation). Budidaya paprika dalam green house, umumnya menggunakan irigasi tetes atau siram (sprinkle). Ke dalam air yang akan didistribusikan melalui irigasi tetes maupun siram, petani sekalian memasukkan larutan pupuk lengkap. Karena produk paprika akan dikonsumsi buahnya, maka budidaya paprika tidak boleh menggunakan pestisida sama sekali, atau dibatasi penggunaannya hanya ketika tanaman belum berproduksi. # # # Paprika yang sekarang banyak dibudidayakan, merupakan klon unggul, bahkan beberapa di antaranya merupakan tanaman hibrida. Hingga petani tidak mungkin menggunakan benih, dari buah paprika hasil budidayanya. Itulah sebabnya petani selalu membeli benih baru. Di toko-toko pertanian, tersedia benih paprika eks Taiwan, Jepang, dan AS. Benih dari Taiwan, umumnya lebih baik dibanding dengan benih eks Jepang dan AS. Seperti halnya benih sayuran lainnya, benih paprika tersedia dalam kemasan sase maupun kaleng. Benih dalam kemasan kaleng, daya tumbuhnya akan lebih baik dibanding dengan yang sase. Benih paprika berupa biji tersebut, harus terlebih dahulu disemai. Penyemaian dilakukan dalam kantung plastik kecil, atau wadah dari daun pisang serta bahan lainnya, yang diisi media tanam. Media tanamnya kompos atau pupuk kadang dicampur tanah. Wadah semai ini ditaruh dalam rak yang diberi atap plastik, agar tidak tersiram hujan atau embun. Dalam waktu dua sampai tiga minggu, semai sudah bisa dipindahkan ke lahan penanaman. Kantung plastik semai, harus dilepas terlebih dahulu sebelum penanaman. Semai dalam wadah daun pisang atau bahan organik lain bisa langsung ditanam dengan wadah tersebut. Paprika akan mulai berbunga pada umur dua bulan sejak benih disemai. Panen bisa dimulai pada umur tiga bulan, dan akan terus berlangsung sampai dengan bulan kelima. Populasi buah dalam tiap tanaman paprika, tidak sebanyak cabai. Namun bobot buah paprika bisa tiga sampai dengan lima kali lipat cabai besar atau keriting. Hingga produktivitas paprika per satuan hektar per musim tanam, sama dengan cabai, yakni antara 1 sd. 2 kg. per tanaman per musim tanam. Meskipun harga paprika cukup tinggi di pasar swalayan, namun margin yang diperoleh petani sangat rendah prosentasentya. Meskipun nilai nominalnya tetap tinggi. (R) # # # cara Bercocok Tanam Bawang Merah Posted by seputar pertanian Labels: Artikel Pertanian Share Bawang merah merupakan tanaman semusim yang biasanya di tanam di dataran rendah. Namun dapat pula di tanam di dataran tinggi yang ketinggiannya tidak lebih dari 1200 m dari permukaan laut. Namun hasil yang di dapat dari kedua tempat itu, berbeda. Bawang merah yang ditanam di dataran tinggi memiliki umbi yang lebih kecil daripada bawang merah yang ditanam di dataran rendah. Berikut adalah cara menanam bawang merah. Cara Menanam Bawang Merah • Tanah diolah terlebih dahulu dengan digaru dan disebar pupuk kandang dengan dosis 0,5 – 1 ton / 1000m2. • Tanah yang di gunakan adalah tanah berjenis Alluvial. • Tanah yang telah diolah dibuatkan saluran air dengan lebar antara 40-50 cm dan memiliki kedalaman 50cm. • Untuk mengatasi pH tanah yang kurang, maka tanah harus diberi Dolomit kurang lebih 1,5 ton/ hektare dan disebarkan di atas tanah dan biarkan selama dua minggu. • Untuk mencegah agar tanaman bawang merah tidak terserangpenyakit layu maka tanah harus ditaburi dengan GLIO 100gr dicampur dengan pupuk kandang, lalu biarkan selama 1 minggu. • Pilihlah umbi bibit yang bagus. Biasanya ukuran umbi bibit yang bagus adalah 3-4gram. Umbi dan umbi bibit tersebut telah disimpan selama 2-3 bulan dalam ikatan di mana umbi tersebut masih memiliki daun. • Tanda-tanda bahwa umbi itu sehat adalah bentuk umbi yang tidak keropos, kulit umbinya tidak terkelupas dan berkilau. • Umbi bawang merah mulai di tanam pada musim kemarau dengan jarak tanam 15cm x 15cm. • Jika Umbi bawang merah di tanam pada musim hujan maka jarak tanamnya adalah 20cm x 15cm. • Lubang tanam untuk menanam umbi bawang merah itu harus di buat setinggi umbi dengan menggunakan alat penugal. • Masukkan umbi bawang merah ke dalam lubang-lubang tanam dengan gerakan seperti memutar sekrup, dan ujung umbi bagianatas tampak rata dengan permukaan tanah. • Setelah umbi itu ditanam, lakukanlah penyiraman dengan menggunakan embrat yang halus. • Pemupukan susulan dilakukan saat tanaman bawang merah telah berumur kurang lebih 10 sampai 15 hari dan pada saat tanaman berumur 30 – 35 hari. • Pemberian pupuk campuran dengan komposisi Urea 75-100kg/ ha, ZA 150 – 250kg/ ha dan Kcl 75-100kg/ ha. Campuran pupuk ini di aduk rata dan disebarkan di atas tanah sepanjang garis tanam. • Agar pertumbuhan bawang merah bagus maka tanaman bawang ini memerlukan air dalam jumlah yang harus cukup untuk pertumbuhannya. Penyiraman di saat musim kemarau dilakukan sebanyak satu kali dalam sehari, pagi hari atau sore hari saja, sejak tanam hingga saatnya tanaman bawang tersebut dipanen. • Penyiangan gulma yang hidup di sekitar tanaman bawang merah dilakukan minimal dua kali dalam musim, yaitu pada saat menjelang pemupukan susulan. • Kegiatan membumbun sebaiknya dilakukan pada saat tanamanbawang berumur 30 sampai 45 hari setelah tanam. • Bawang merah siap panen saat umurnya kurang lebih 60-70 hari setelah tanam dengan tanda-tanda daun telah rebah atau batangnya telah lunak. • Panen sebaiknya dilakukan saat cuaca cerah agar bawang merah tidak lekas busuk. • Setelah memanen bawang merah yang diikat dalam ikatan-ikatankecil, jemurlah bawang merah ini selama 5-7 hari. • Setelah kering, bawang merah siap dipasarkan. DAFTAR HARGA BIBIT / PRICE LIST Kategori Item Brand Harga Remarks HERBS Basil Bunga Merah Others 16,500 HERBS Basil Purple Ruffles Known You 18,000 HERBS Bawang Daun Others 18,000 curah HERBS Celery Greensleeeves (Steak) Mr. Fothergill's 19,000 HERBS Coriander Known You 25,000 20 gram HERBS Coriander Others 20,000 15 gram HERBS Dill Mr. Fothergill's 16,500 HERBS Lemon Balm Known You 18,000 HERBS Marjoram Others 16,500 curah HERBS Oregano Others 16,500 HERBS Parsley Curled Known You 45,000 10 gram HERBS Parsley Giant of Italy Mr. Fothergill's 16,500 HERBS Peppermint Others 16,500 HERBS Rosemary Others 16,500 HERBS Sage Others 16,500 HERBS Taragon Russian Mr. Fothergill's 16,500 HERBS Thyme Mr. Fothergill's 16,500 FLOWER Aster Others 16,500 FLOWER Aster Duches Mixed Mr. Fothergill's 16,500 FLOWER Cactus Mr. Fothergill's 19,000 FLOWER Carnation Double Mixed Mr. Fothergill's 16,500 FLOWER Chamomile Others 16,500 FLOWER Hyssop Others 16,500 FLOWER Pansy Giant Supreme Yates 19,000 FLOWER Seed Collection Sunflower Mr. Fothergill's 50,000 6 macam FLOWER Sunflower Others 18,000 FLOWER White Button Others 16,500 FRUIT Kambucha / Labu Known You 18,000 curah FRUIT Kambucha / Labu Known You 100,000 20 gram FRUIT Rock Melon Known You 520,000 20 gram FRUIT Rock Melon Known You 40,000 1 gram curah FRUIT Stroberi Others 20,000 FRUIT Watermelon / Semangka Known You 60,000 20 gram FRUIT Watermelon / Semangka Known You 20,000 4 gram curah FRUIT Watermelon Mini Greenworld 16,500 VEGETABLES Bayam Hijau Others 16,500 curah VEGETABLES Bayam Merah Others 16,500 curah VEGETABLES Bayam Putih Others 18,000 curah VEGETABLES Beetroot Others 22,000 25 gram VEGETABLES Brokoli Others 25,000 VEGETABLES Buncis Pendek/Prancis Others 20,000 40 gram curah VEGETABLES Cabai Rawit Known You 18,000 curah VEGETABLES Cabai TW Keriting Known You 110,000 10 gram VEGETABLES Caisim Bunga Known You 28,000 10 gram curah VEGETABLES Caisim Daun Known You 28,000 10 gram VEGETABLES Carrot / Wortel Others 16,500 VEGETABLES Carrot / Wortel Baby Others 16,500 VEGETABLES Carrot (Bulat) Paris Market5 Mr. Fothergill's 19,000 VEGETABLES Kailan Batang Known You 25,000 10 gram VEGETABLES Kangkung Others 16,500 100 gram curah VEGETABLES Kohlrabi Known You 22,000 VEGETABLES Lettuce Green Grand Rapid Known You 20,000 10 gram VEGETABLES Lettuce Head General Known You 25,000 5 gram VEGETABLES Lettuce Little-Germ Pearl Mr. Fothergill's 16,500 VEGETABLES Lettuce Lob Joits Green Cos Mr. Fothergill's 16,500 VEGETABLES Lettuce Red Rapid Known You 18,000 10 gram curah VEGETABLES Lettuce Salad Mix Yates 19,000 VEGETABLES Lettuce Saladbowl Green&Red Mr. Fothergill's 16,500 VEGETABLES Lobak Cherry Others 18,000 VEGETABLES Lobak Hijau Others 16,500 VEGETABLES Lobak Putih Others 16,500 VEGETABLES Mentimun Known You 18,000 curah VEGETABLES Mentimun Known You 40,000 10 gram VEGETABLES Mentimun Jepang / Kyuri Known You 50,000 300 seeds VEGETABLES Mitsuba Others 16,500 VEGETABLES Mizuna (polos) Others 16,500 VEGETABLES Na Bai / To Pai Cai Known You 35,000 20 gram VEGETABLES Pa Tsai Others 16,500 VEGETABLES Pakcoy Batang Putih Known You 25,000 10 gram VEGETABLES Pakcoy Batang Putih Known You 18,000 1000 seeds VEGETABLES Pakcoy hijau Others 16,500 VEGETABLES Paria Hijau Known You 18,000 curah VEGETABLES Paria Putih Others 20,000 VEGETABLES Pepper (Sweet) Colour Spectrum Mr. Fothergill's 19,000 VEGETABLES Pepper Cayenne Mr. Fothergill's 16,500 VEGETABLES Rocket Mr. Fothergill's 16,500 VEGETABLES Salad Mix Mesclun Others 22,000 VEGETABLES Seed Collection Easy Salad Mr. Fothergill's 50,000 6 macam VEGETABLES Seed Collection Summer Veggie Mr. Fothergill's 50,000 6 macam VEGETABLES Shiso Merah Others 18,000 VEGETABLES Siomak Known You 25,000 20 gram VEGETABLES Spinach Others 18,000 VEGETABLES Swisschard Kuning Others 20,000 curah VEGETABLES Swisschard Merah Others 20,000 curah VEGETABLES Terung Ungu Fullness Known You 40,000 5 gram VEGETABLES Tomat Cherry Bulat Others 20,000 VEGETABLES Tomat Cherry Oval Others 20,000 VEGETABLES Tomat King Kong Known You 18,000 curah VEGETABLES Tomat King Kong Known You 150,000 10 gram VEGETABLES Tomato Ailsa Craig Mr. Fothergill's 16,500 VEGETABLES Tomato Moneymaker Mr. Fothergill's 16,500 VEGETABLES Tomato Sweet Million F1 Mr. Fothergill's 28,000 VEGETABLES Watercress Aqua Mr. Fothergill's 16,500 Harga dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu Harga belum termasuk ongkos packing/kirim - Dimana membeli produk FAM Organic? BIBIT SAYURAN, HERBS dan BUNGA • Hubungi kami langsung di : FAM Organic Home Jl. Cilandak No.5 Sarijadi Baru, Bandung Telepon +62 22 8202 7272 • email ke shop@famorganic.com KETENTUAN & CARA MEMESAN : • Jumlah pesanan dengan pengiriman minimal 100 ribu rupiah • Pengiriman dilakukan melalui ekspedisi TIKI JNE Regular. Jika alamat pengiriman di luar kota, biasanya tarif TIKI JNE lebih mahal daripada alamat dalam kota • Biaya pengiriman adalah tarif TIKI JNE REG + biaya bahan packing, biaya pengantaran ke outlet TIKI pp dan upah packing & pengantaran, yaitu sebesar 15 ribu untuk pack kecil dan 20rb untuk pack sedang • Antaran ke outlet TIKI JNE dilakukan setiap hari Selasa s/d Jum'at • Pilih benih yang akan dipesan berikut jumlahnya • Kirim email ke homegardening@famorganic.com beserta nama dan alamat lengkap • FAM Organic akan memberikan jawaban ketersediaan benih beserta total harga yang harus ditransfer • Pembeli melakukan pembayaran dengan cara transfer ke : o BCA No.2281325240 a.n. Donor Rahayu Dra, atau o MANDIRI No. 1310007926571 a.n. Soeparwan Soeleman • Kirim email atau sms ke 0818 0202 0958 bahwa transfer sudah dilakukan (lewat sms lebih cepat daripada email) • Benih dikirim http://www.famorganic.com/produk%20bibit%20sayuran.html PELATIHAN ORGANIC HOME GARDENING DI KOTA ANDA Mengingat banyaknya permintaan untuk mengadakan Pelatihan di luar kota Bandung, kami siap mengunjungi kota anda dengan ketentuan sebagai berikut : • Penyelenggara adalah peserta pelatihan yang secara bersama-sama atau sendiri mengusahakan terselenggaranya pelatihan ini • Jumlah peserta maksimum diserahkan kepada Penyelenggara, disarankan tetap mempertimbangkan efektifitas pelatihan dan efektifitas ruangan • Penyelenggara menyediakan : • Tempat pelatihan • Konsumsi • Projector dan Screen • Akomodasi satu malam sebelum hari-H (1 kamar 2 orang). Tergantung lokasi dan jadwal perjalanan, mungkin diperlukan akomodasi satu malam pada hari-H • Transportasi di dalam kota • FAM Organic akan mengirimkan softcopy makalah untuk dicetak dan diperbanyak oleh Penyelenggara • FAM Organic menyediakan : • Narasumber • Kit demonstrasi • STARTER KIT MINI sebanyak 25 buah (senilai Rp.30.000 per buah). STARTER KIT MINI dapat ditambah sesuai permintaan Penyelenggara dengan biaya 30.000/set) • Biaya : • Transportasi dari Bandung ke lokasi pp untuk 2 orang • Biaya Pelatihan sebesar Rp.3.000.000 (tiga juta rupiah) • Hal-hal lain yang belum diatur dapat dibicarakan bersama Catatan : Ingin tahu STARTER KIT MINI lebih detil? Klik di sini Showcase Organic Home Gardening di Kota Anda Anda berencana membuat Organic Home Gardening? Atau sudah mempunyai Organic Home Gardening? Apakah ingin dijadikan showcase bagi komunitas Organic Home Gardening di kota anda? FAM Organic Home memberikan bantuan konsultasi dan perancangan serta pendampingan operasional kebun hingga dapat berjalan sendiri. Simak detilnya sebagai berikut : TUJUAN : • Membantu proses perancangan, pembuatan dan operasional Organic Home Gardening • Sebagai showcase Organic Home Gardening di masing-masing kota/daerah untuk keperluan sendiri maupun untuk keperluan komunitas DASAR PEMIKIRAN : • Tuntutan hidup sehat meningkatkan animo masyarakat untuk memanfaatkan halaman rumah untuk dijadikan Organic Home Gardening • Masyarakat yang tertarik berasal dari kota-kota di Indonesia, sedangkan showcase Organic Home Gardening yang kami miliki saat ini hanya di Bandung, yaitu di FAM Organic Home • Masyarakat dapat melihat langsung contoh Organic Home Gardening di kota masing-masing sehingga memudahkan untuk memulai Organic Home Gardening • Sebagai antisipasi terbentuknya komunitas organic home gardening di Indonesia • Program ini merupakan program sukarela khusus bagi yang ingin membuat organic home gardening ISI PROGRAM : • Peserta yang terpilih untuk dijadikan showcase diminta untuk memiliki Organic Home Gardening di halaman rumah yang tersedia • FAM Organic Home akan memberikan konsultasi perancangan, pembuatan dan pengoperasian organic home gardening sehingga peserta akan selalu mendapat bimbingan organic home gardening • Tempat peserta akan dijadikan showcase bagi masyarakat /komunitas yang ingin belajar membuat organic home gardening sendiri • Peserta secara otomatis menjadi anggota komunitas organic home gardening SYARAT dan KETENTUAN : • Peserta memiliki halaman rumah dan bersedia untuk dijadikan organic home gardening • Jika peserta di satu kota/daerah lebih dari satu, FAM Organic Home akan memutuskan perserta terpilih. Keputusan FAM Organic Home tidak dapat diganggu gugat • Peserta bersedia menjadikan organic home gardening sebagai showcase : o Masyarakat dapat mengunjungi untuk melihat dan belajar o Sebagai referensi maupun tempat kegiatan komunitas, jika diperlukan o Sebagai referensi bagi FAM Organic Home • Peserta memiliki komitmen untuk menjalankan organic home gardening sekaligus memanfaatkan hasil untuk kebutuhan rumah tangga atau keperluan lain • Peserta menyediakan minimal satu orang untuk melakukan perawatan rutin. Jika peserta memiliki tukang kebun akan lebih baik, namun pembantu rumah tangga pun dapat dilatih • Biaya-biaya yang timbul untuk pembuatan organic home gardening ini merupakan tanggung jawab peserta • Peserta memiliki nilai tambah jika telah mengikuti Pelatihan Organic Home Gardening sehingga memudahkan proses perencanaan hingga operasional • Ketentuan lain yang belum tercantum akan dibicarakan kemudian • Program ini merupakan program sukarela dengan dasar saling pengertian dan kekeluargaan tanpa ada ikatan hukum apapun Visi, Misi & Komitmen • Visi Terciptanya masyarakat peduli lingkungan dan produk yang sehat alami, terbebas dari bahaya bahan sintetis/kimia Mewujudkan lingkungan alam yang sehat dengan mengembalikan kesehatan dan kesuburan tanah sehingga tercipta ekosistem yang berkesinambungan • Misi Menyediakan produk dan jasa berkualitas organik, baik untuk keperluan komersil maupun rumah tangga Mendaya-gunakan halaman dan ruang yang tersedia di rumah, sekolah, gedung, perkantoran, ruang hijau menjadi kebun organik yang memiliki nilai kesehatan, nilai ekonomi dan nilai estetika Mengembangkan bidang usaha lain dengan orientasi produk dan lingkungan organik Mendukung program Go Organik Pemerintah • Komitmen Komitmen kepada sesama dalam menyiapkan produk dan lingkungan yang sehat dan "aman" Komitmen kepada alam dalam melestarikan kembali lingkungan agar tercipta ekosistem alami Komitmen kepada Tuhan dalam menerapkan prinsip organik yang "jujur" terutama menghindarkan penggunaan pupuk kimia & pestisida kimia sama sekali FORMULIR SHOWCASE ORGANIC HOME GARDENING 1. Data Diri a. Nama Lengkap : __________________________________, Usia : __________ b. Nama Istri/Suami : __________________________________, Usia : __________ c. Alamat : __________________________________________________ __________________________________________________ _______________________________ Kode Pos : _________ d. Telepon : Rumah : ________________ HP : ______________________ e. Email : __________________________________________________ 2. Data Rumah a. Luas Tanah/Luas Bangunan : _______________________ b. Luas Halaman Depan/Belakang : _______________________ c. Luas dak (jika ada) : _______________________ d. Air yang dikonsumsi : _______________________ e. Cuaca sekitar : Panas / Sedang / Dingin (coret yang tidak perlu) f. Gambar denah rumah, halaman, pohon besar, tembok serta arah sinar matahari pagi agar dilampirkan 3. Data Personel a. Jumlah anggota keluarga se rumah : _______________________ b. Jumlah pembantu rumah tangga : _______________________ c. Jumlah supir : _______________________ d. Jumlah tukang kebun : _______________________ e. Personel lain (sebutkan) : _______________________ 4. Data lain yang perlu diketahui : Saya bersedia untuk dijadikan showcase organic home gardening sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Tanggal : __________________ (_________________________) Prinsip & Proses Organik Kami Organik merupakan suatu proses, bukan hasil akhir. Dimulai dari pengolahan tanah, perawatan, hingga panen, pasca panen dan distribusi haruslah berorientasi pada alam sehingga tercipta ekosistem yang berkesinambungan. Berdasarkan urutan proses tersebut, akan dihasilkan produk yang sehat alami, mengingat dalam proses tersebut penggunaan pupuk kimia dan pestisida kimia sangat dihindarkan. Pengunaan air pun harus terkontrol terhadap cemaran pupuk/pestisida kimia, sehingga penggunaan air haruslah berasal dari sumber mata air dari lahan sendiri atau dari sumber mata air di tempat lain yang dialirkan melalui pipa tertutup yang terlindung. Air tanah (jetpump) juga merupakan alternatif sumber air yang dapat dipergunakan. Namun air parit atau sungai, sekalipun jernih dan tidak berbau, sangat mungkin mengandung cemaran pupuk/pestisida kimia dari lahan non-organik maupun pembuangan limbah. • Pupuk Pupuk merupakan salah satu kunci pertanian organik. Dengan pupuk organik yang benar dan cukup, akan dihasilkan tenaman yang subur dan sehat. Penggunaan pupuk organik membuat rasa produk organik lebih manis. Fam Organic hanya menggunakan pupuk kandang dan campuran bahan organik lainnya yang telah difermentasi . Kami membiakan sendiri mikroba decomposer untuk proses fermentasi pupuk organik. Kami menggunakan pupuk organik padat sebagai pupuk dasar dan pupuk organik cair untuk perawatan tanaman. Pupuk organik buatan pabrik dipergunakan sebagai selingan jika diperlukan dengan memperhatikan kualitas keorganikannya. • Hama Pengendalian hama terpadu merupakan kunci keberhasilan pertanian organik. Pada pertanian organik, hama tanaman tidak akan dapat dibasmi dengan tuntas. Pestisida organik hanya dapat mengurangi populasi hama secara sistemik dengan mengganggu sistem syaraf hama. Bermacam bahan organik terutama daun-daunan tertentu seperti surian, mindi, nimba, cengkeh, sereh, kipahit dsb, ataupun umbi-umbian seperti jahe, kunyit ataupun hasil tanaman lain seperti cabe merupakan bahan campuran dari pestisida organik. Beberapa bahan cukup mudah diperoleh, sehingga kami dapat membuat sendiri. Namun banyak bahan-bahan tersebut berada pada lokasi yang berjauhan, sehingga selain membuat sendiri, kami menggunakan pestisida organik dari beberapa produsen pestisida organik yang kompeten. Yang lebih utama adalah dengan pengendalian hama terpadu seperti pembuatan barrier berupa tanaman seperti tanaman herbal. Tanaman bunga seperti tagetes dan suyok yang kami tanam merupakan pengalih perhatian hama. Pada beberapa bagian kecil, kami menanam tanaman sayuran yang disukai hama seperti caisim atau pakcoy, sehingga diharapkan hama lebih berkumpul di tempat tersebut. Tanaman jagung juga merupakan makanan yang digemari hama belalang. Pengendalian tersebut untuk mengalihkan hama agar tidak menyerang tanaman produksi. Diharapkan juga dengan cara tersebut akan mendatangkan predator. Rotasi tanaman kami lakukan untuk mengecoh hama yang sudah terbiasa di tempat tersebut disamping untuk menyeimbangkan unsur hara yang terdapat didalam tanah. Pada dasarnya pada pertanian organik, tanaman, mikroba, hama, predator hidup berdampingan. Manusia berperan memberikan komando dan manajemen agar tidak saling mengganggu. Inilah indahnya pertanian organik. • Manajemen Tanaman Selain melakukan rotasi tanaman, penanaman companion/campursari (misalnya 2 macam tanaman) dilakukan dengan memperhatikan karakter dan sifat tanaman. Ada tanaman yang jika bersamaan akan berakibat buruk, ada juga pasangan tanaman yang saling menguntungkan atau menguntungkan salah satu tanaman. Misalnya bawang sangat baik berdampingan dengan tanaman lain karena dapat mencegah hama serangga, tetapi membuat pertumbuhnan kacang kapri kurang bagus. Restorasi tanah dilakukan dengan menanam tanaman tertentu untuk satu musim, sehingga kesehatan/kekayaan nutrisi lahan dapat pulih kembali. • Penyiraman Kami menggunakan air yang berasal dari sumber mata air pegunungan. Dialirkan melalui pipa paralon tertutup kemudian dipecah-pecah melalui induk dan sub-induk, sehingga air tidak tercemar limbah rumah tangga maupun limbah kebun. Selain itu, kami juga menggunakan air tanah dengan menggunakan jetpump. • Barrier Kebun Idealnya pertanian organik terletak di daerah terpencil, jauh dari polusi udara ataupun dari lahan pertanian non-organik. Untuk lahan yang terletak berdekatan/berdampingan dengan lahan non-organik, kami menggunakan barrier baik itu fisik (pagar/plastik) ataupun tanaman (sekaligus sebagai penyaring udara). • Panen dan Pasca Panen Pencucian hasil panen hanya menggunakan air tanah kaerna kami nilai lebih bersih. Hasil panen yang sudah dicuci bersih di pak ke dalam plastik ataupun wadah plastik. Pengiriman dilakukan dengan menambahkan es batu dalam box container untuk menjaga kesegarannya. Penggunaan kertas koran untuk keperluan apapun (alas atau bungkus) sangat dihindari karena kertas koran mengandung timbal (timah hitam) dan sangat mudah lepas apalagi keadaan basah/lembab. Timbal seperti diketahui bersifat karsinogenik. • Kemasan dan Distribusi Kemasan menggunakan wadah tertutup (plastik, wrapping, wadah plastik dsb) dengan beberapa lubang udara sehingga dapat mengurangi kontaminasi yang berasal dari produk organik & non-organik yang masih mengandung residu (karena proses pencucian/kemasan/distribusi) yang kurang baik. Cara distribusi tidak menggunakan box/kontainer terbuka untuk menghindari kontaminasi polutan dari kendaraan bermotor. Informasi yang dibutuhkan konsumen untuk mendapatkan informasi yang lebih detil juga dicantumkan pada kemasan, dalam hal ini alamat website dan alamat email. ________________________________________ Pengembangan Bisnis Organik Kami Merancang, membuat, mengembangkan, mengelola, mendistribusikan produk organik kami yang berasal dari kebun organik kami di Parongpong merupakan bisnis dasar kami sebelum pengembangan ke tahap selanjutnya. Kebun organik Parongpong kami memberikan pengetahuan dan pengalaman praktis yang sangat bermanfaat sekali mengenai proses pertanian organik yang baik dan benar. Tanpa pengetahuan dan pengalaman praktis yang cukup, pengembangan bisnis organik menjadi tidak terarah dan dalam banyak kasus mengusung pengertian yang salah. Pengembangan bisnis organik kami antara lain : 1. Organic Home Gardening untuk rumah, sekolah, gedung, perkantoran, hotel dll 2. Organic Eco Souvenir, souvenir dalam bentuk benih ataupun bibit dengan panduan lengkap menanam secara organik 3. Kuliner dengan nuansa dan bahan utama produk organik. Berdasarkan penilaian kami, "kuliner/restaurant organik" memiliki tingkat kesulitan yang sangat tinggi sekali karena semua bahan (utama maupun bahan minor termasuk bumbu) harus merupakan produk organik, kecuali produk yang tidak dapat diproduksi secara organik namun tidak mengandung residu/bahan berbahaya, misalnya garam. Sesuai dengan salah satu komitmen kami, yaitu kejujuran, maka kuliner yang kami usung adalah kuliner dengan nuansa dan bahan utama organik dengan memaksimalkan semua bahan sedapat mungkin produk organik. 4. Ecowisata bernuansa organik, tidak hanya merupakan wisata sehat dan aman, namun juga wisata yang menanamkam nilai kejujuran dan peduli terhadap lingkungan dan sesama mahluk Tuhan 5. Villa Peristirahatan bernuansa organik, menawarkan suasana yang sehat alami, suasana premaculture 6. Produk olahan non-kuliner dengan nuansa dan bahan utama produk organik Kami mengundang mitra untuk bersama-sama mengembangkan bisnis organik kami. Hubungi kami di Kontak Kemitraan Usaha Kebun Organik Kami membuka kesempatan kepada calon pelaku usaha agro organik ataupun pelaku usaha kebun organik untuk melakukan kemitraan bisnis agro organik dengan asas saling menguntungkan. Kemitraan ini merupakan kemitraan jangka panjang, bersama-sama mengembangkan usaha agro organik. FAM Organic dan Mitra merupakan satu entity yang menggunakan standar FAM Organic baik operasional produksi maupun penjualan, pemasaran dan distribusi, manggunakan merek yang sama dengan manajemen terpadu. Bentuk kemitraan akan dituangkan dalam perjanjian kerjasama. RUANG LINGKUP KEMITRAAN : • Operasional kebun dilakukan oleh Mitra mengikuti standar operasional FAM Organic • Termasuk di dalamnya standar panen, kemasan dan distribusi mengikuti standar FAM Organic • Merk yang diusung adalah FAM Organic, sama dengan yang dipergunakan oleh FAM Organic sendiri • FAM Organic & Mitra akan berkordinasi dalam kegiatan penjualan dan pemasaran (sales & marketing). Produk FAM Organic dan produk Mitra akan ditampilkan bersama-sama di website FAM Organic sebagai produk FAM Organic • Harga jual ke Supermarket/Konsumen ditentukan bersama-sama dengan berbagai pertimbangan sehingga dapat diserap pasar dengan baik dengan tetap mementingkan margin/keuntungan • Jenis tanaman dan jenis bibit dipilih melalui kordinasi FAM Organic dan Mitra disesuaikan dengan kondisi lahan, kebutuhan pasar dan ketersediaan bibit • Setiap Mitra memiliki pembukuan tersendiri • FAM Organic dan Mitra bersama-sama mengembangkan usaha sayuran organik dari mulai perencanaan, produksi, pemasaran, distribusi, administrasi, menejemen dan pengembangan sebagai satu "konsorsium" • Lahan Mitra merupakan unit-unit produksi FAM Organic dan berperan juga sebagai pusat distribusi untuk daerah tersebut. Mitra bertanggung jawab atas produksi masing-masing sesuai dengan kesepakatan bersama terhadap kuantitas dan kualitas produksi. Dana investasi dan operasional kebun disediakan Mitra. • Mitra akan mendapat bantuan konsultasi dari FAM Organic secara reguler terutama pada awal kemitraan • Kemitraan ini akan dituangkan dalam perjanjian kerjasama yang ditandatangani oleh ke dua belah pihak PERSIAPAN KEMITRAAN : • Mitra memiliki lahan minimal 5.000 m2 diutamakan dengan ketinggian minimal 800 m di atas permukaan laut. Idealnya, lahan yang tersedia adalah 1-2 hektar namun pengolahan lahan dilakukan secara bertahap, sehingga memudahkan usaha pengembangan termasuk pengembangan bisnis lanjutan (lihat kemitraan bisnis lanjutan) • Kebun Mitra diwajibkan mengikuti standar FAM Organic Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi kami di +62 22 8202 7272 atau +62 818 0202 0958 atau email kami (klik di sini) Kemitraan Bisnis Organik Lanjutan Bisnis Organik Lanjutan merupakan pengembangan dari bisnis kebun organik. Adalah penting memiliki pengetahuan dan pengalaman lapangan dari mulai memilih lahan, merancang, membuat, mengoperasikan hingga distribusi dan pemasaran usaha kebun organik. Bisnis Organik Lanjutan menjadi tidak terarah atau salah kaprah tanpa pengetahuan dan pengalaman tersebut. FAM Organic telah melewati phase pengetahuan dan pengalaman lapangan usaha kebun organik. Dan kini mulai mengembangkan usaha lain berorientasi organik. 1. Organic Home Gardening Pelatihan sudah berjalan sejak bulan Oktober 2010 setiap 3-4 minggu sekali. Pengembangan selanjutnya ialah memberikan pelatihan di luar kota Bandung, memberikan jasa perancangan & pembuatan Organic Gardening untuk rumah, sekolah, gedung, kantor dll. 2. Organic Eco Souvenir Menyediakan eco souvenir dalam bentuk benih atau bibit tanaman sayuran/herbal untuk keperluan souvenir pernikahan, acara kantor berwawasan lingkungan maupun event-event lainnya 3. Kuliner Bernuansa Organik - terbuka untuk kemitraan Restauran/Food Stall produk olahan dengan bahan utama produk organik hasil kebun FAM Organic dan atau mitra. Sedapat mungkin lokasi memiliki nuansa organik. Kami tidak menggunakan istilah Restaurant Organik mengingat istilah tersebut menyiratkan semua bahan mentah harus merupakan produk organik kecuali yang tidak dapat diproduksi secara organik namun tidak mengandung bahan berbahaya seperti garam 4. Ecowisata Bernuansa Organik - terbuka untuk kemitraan Ecowisata bernuansa organik, tidak hanya merupakan wisata sehat dan aman, namun juga wisata yang menanamkam nilai kejujuran dan peduli terhadap lingkungan dan sesama mahluk Tuhan. Ecowisata ini haruslah berbeda dengan ecowisata pada kebanyakan lokasi ecowisata, sehingga tidak hanya memberikan nilai tambah "sehat dan aman", namun juga keunikan layanan yang diberikan. 5. Villa Peristirahatan Bernuansa Organik - terbuka untuk kemitraan Villa Peristirahatan bernuansa organik, menawarkan suasana yang sehat alami, suasana premaculture sehingga tamu terasa dimanjakan sebagai tempat istirahat yang menyenangkan dan sehat alami, mengerti kebutuhan setiap tamu bahkan tamu akan merasa betah tinggal untuk kurun waktu lama. 6. Pengembangan Bisnis Lain - terbuka untuk kemitraan Masih banyak peluang pengembangan bisnis lanjutan yang berorientasi organik. KEMASAN Salah satu aspek penting - banyak yang masih belum menyadarinya - adalah KEMASAN. Pemilihan kemasan akan sangat menentukan apakah produk akhir akan tercemar atau tidak sebelum dipajang di display sayuran di outlet. Pemilihan bahan kemasan (plastik atau kertas atau koran), kemasan terbuka atau tertutup (dengan beberapa lubang udara), bagaimana produk dikirim ke outlet (dengan kontainer terbuka atau tertutup), penyimpanan produk organik di display (khusus organik atau campur dengan non-organik) menupakan faktor yang dapat menurunkan nilai keorganikan suatu produk organik karena adanya kontaminasi polutan ataupun residu. Pemakaian kertas koran dapat menimbulkan kontaminasi logam berat timah hitam dari tinta kertas koran. Kemasan yang terlalu terbuka, jika ditempatkan bersama-sama dengan produk sayuran non-organik, dapat terpapar residu terutama jika proses pencucian tidak bersih atau dengan air yang tercemar (walaupun airnya jernih). Pengangkutan dari tempat produksi ke outlet jika menggunakan kontainer/angkutan terbuka dapat terpapar polutan kendaraan bermotor. Pada umumnya konsumen tidak mengetahui hal-hal tersebut di atas mengingat produk sudah terdisplay rapih. Proses organik yang betul seharusnya memperhatikan hal-hal tersebut di atas untuk memberikan kepuasan dan keamanan bagi komsumen. Setelah keluar dua daun baru semaian sudah dapat disapih sebagai persiapan sebelum ditanam di lahan. Pada beberapa jenis tanaman, tidak diperlukan sapihan. Dalam hal ini disarankan penyemaian agak 'carang' untuk menghindari kompetisi makanan ataupun keadaan yang terlalu lembab pada permukaan media semai yang dapat mengakibatkan pembusukan batang tanaman. Sebagai rasa tanggung jawab moral, bahwa produsen menerapkan standar organik secara maksimal dengan segala keterbatasan yang ada, konsumen berhak untuk mendapatkan informasi yang cukup sehingga memiliki keyakinan terhadap keorganikan suatu produk. Kemasan dapat dipergunakan sebagai jendela bagi konsumen untuk mendapatkan informasi tersebut. TEKNIK BUDIDAYA BAWANG MERAH ________________________________________ Pedoman Teknis a. Pemilihan BibitBibit bawang merah dipilih yang sehat : warna mengkilat, kompak/tidak keropos, kulit tidak luka dan telah disimpan 2-3 bulan setelah panen). Kultivar atau varietas yang dianjurkan adalah : - Dataran rendah : Kuning, Bima Brebes, Bangkok, Kuning Gombong, Klon No. 33, Klon No. 86. - Dataran mediun atau tinggi : Sumenep, Menteng, Klon No. 88, Klon No. 33, Bangkok2. b. Kultur Teknis Pembuatan bedengan untuk pertanaman bawang merah dilakukan sebagai berikut : - Pada Lahan bekas sawah Dibuat bedengan dengan lebar 1.50-1.75 m. Diantara bedengan dibuat parit dengan lebar 0.5 m dan kedalaman 0.5 m. Tanah di atas bedengan dicangkul sedalam 20 cm sampai gembur. - Pada Lahan kering Tanah dicangkul atau dibajak sedalam 20 cm sampai gembur. Dibuat bedengan dengan lebar 1.20 m dan tinggi 25 cm. Jarak tanam bawang merah pada musim kemarau 15x15 cm atau 15x20 cm, sedang pada musim hujan 15x20 cm atau 20x20 cm. Jika pH tanah kurang dari 5.6, dilakukan pengapuran dengan menggunakan Kaptan atau Dolomit minimal 2 minggu sebelum tanam dengan dosis 1-1.5 ton/ha. c. Pemupukan Pupuk dasar diberikan 1 minggu sebelum tanam yaitu 15-20 ton.ha pupuk kandang atau 5-10 ton/ha kompos matang ditambah 200 kg/ha TSP. Pupuk disebar dan diaduk rata sedalam lapisan olah. Jika umur simpan bibit yang akan ditanam kurang dari 2 bulan, dilakukan "pemogesan" (pemotongan ujung umbi) kurang lebih 0.5 cm untuk memecahkan masa dormansi dan mempercepat pertumbuhan tunas tanaman. Kemudian umbi bibit ditanam dengan cara membenamkan seluruh bagian umbi. Penyiraman dilakukan sesuai dengan umur tanaman : - umur 0-10 hari, 2 x/hari (pagi dan sore hari) - umur 11-35 hari, 1 x/hari (pagi hari) - umur 36-50 hari, 1 x/hari (pagi atau sore hari) Pemupukan susulan dilakukan pada umur 10-15 hari dan umur 30-35 hari setelah tanam. Jenis dan dosis pupuk yang diberikan adalah : Urea 75-100 kg/ha, ZA 150-250 kg/ha, Kcl 75-100 kg/ha. Pupuk diaduk rata dan diberikan di sepanjang garitan tanaman. Penyiangan minimal dilakukan dua kali/musim, yaitu menjelang dilakukannya pemupukan susulan. 3. Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan) a. Hama ulat bawang (Spodoptera spp). Serangan hama ini ditandai dengan bercak putih transparan pada daun. Pengendaliannya adalah : - Telur dan ulat dikumpulkan lalu dimusnahkan - Pasang perangkap ngengat (feromonoid seks) ulat bawang 40 buah/ha - Jika intensitas kerusakan daun lebih besar atau sama dengan 5 % per rumpun atau telah ditemukan 1 paket telur/10 tanaman, dilakukan penyemprotan dengan insektisida efektif, misalnya Hostathion 40 EC, Cascade 50 EC, Atabron 50 EC atau Florbac. b. Hama trip (Thrips sp.) Gejala serangan hama thrip ditandai dengan adanya bercak putih beralur pada daun. Penanganannya dengan penyemprotan insektisida efektif, misalnya Mesurol 50 WP atau Pegasus 500 EC. c. Penyakit layu Fusarium Ditandai dengan daun menguning, daun terpelintir dan pangkal batang membusuk. Jika ditemukan gejala demikian, tanaman dicabut dan dimusnahkan. d. Penyakit otomatis atau antraknose Gejalanya : bercak putih pada daun, selanjutnya terbentuk lekukan pada bercak tersebut yang menyebabkan daun patah atau terkulai. Untuk mengatasinya, semprot dengan fungisida Daconil 70 WP atau Antracol 70 WP. e. Penyakit trotol Ditandai dengan bercak putih pada daun dengan titik pusat berwarna ungu. Gunakan fungisida efektif, antara lain Antracol 70 WP, Daconil 70 WP, dll untuk membasminya. 4. Panen dan Pasca Panen - Untuk bawang konsumsi, waktu panen ditandai dengan 60-70% daun telah rebah, sedangkan untuk bibit kerebahan daun lebih dari 90%. Panen dilakukan waktu udara cerah. Pada waktu panen, bawang merah diikat dalam ikatan-ikatan kecil (1-1.5 kg/ikat), kemudian dijemur selama 5-7 hari). - Setelah kering "askip" (penjemuran 5-7 hari), 3-4 ikatan bawang merah diikat menjadi satu, kemudian bawang dijemur dengan posisi penjemuran bagian umbi di atas selama 3-4 hari. Pada penjemuran tahap kedua dilakukan pembersihan umbi bawang dari tanah dan kotoran. Bila sudah cukup kering (kadar air kurang lebih 85 %), umbi bawang merah siap dipasarkan atau disimpan di gudang.Kemasan bawang 5. Usahatani Bawang Merah Penggunaan input pada usahatani bawang merah dilakukan secara intensif. Input tertinggi pada tenaga kerja (37% tinggi). Sedangkan input bibit (33%) menempati urutan kedua di dataran rendah dan kedua di dataran tinggi adalah input pestisida (15 %). Kriteria kualitas yang dikehendaki oleh konsumen rumah tangga adalah : - Umbi berukuran besar - Bentuk umbi bulat - Warna kulit merah keunguan - Umbi kering askip Sedangkan konsumen luar (untuk ekspor) yang dikehendaki adalah : - Umbi berukuran besar - Bentuk umbi bulat - Wana kulit merah muda - Umbi kering lokal TEKNIK BUDIDAYA SEMANGKA IKLIM DAN TANAH Butuh iklim hangat, dan untuk pertumbuhannya membutuhkan lebih banyak panas daripada tanaman hortikultura lainnya. Suhu perkecambahan 25 - 30 °C untuk yang berbiji, sedang non biji 28 - 30 °C. Suhu pertumbuhan 20 - 25 °C, untuk pembuangaan dan penyerbukan 25°C. Untuk pengisian dan pemasakan buah 30°C. Butuh cuaca kering dan cukup sinar matahari. Perakarannya dalam sehingga tahan kering, sebaliknya tidak tanah keadaan basah. Hujan terus menerus atau cuaca berawan terus menyebabkan tanaman kerdil, jumlah bunga dan buah berkurang. Tumbuh baik di tanah berpasir atau geluh pasiran dengan pengatusan yang baik. Tidak baik ditanam terus menerus pada tanah yang sama. Bekas tanaman padi, jagung atau tebu adalah yang paling baik untuk semangka. PH tanah 6 -7 (netral). kembali ke atas PERSIAPAN LAHAN DAN TANAM PENGOLAHAN TANAH Pengolahan tanah dapat dilakukan hanya pada tempat yang akan ditanami selebar ± 1m. Untuk tanah yang tidak berpasir harus diolah sampai menjadi remah (gembur), kemudian dibentuk bedengan penanaman (lihat bentuk bedengan dan sistim tanam). Setelah bedengan penanaman jadi, selanjutnya dapat disebari dulu dengan pupuk kandang secara rata. Kalau menggunakan sistim koakan, pupuk kandang dapat diberikan pada koakan-koakan. Untuk keperluan 1 tanaman pupuk kandangnya 3 kg Catatan : Bila menanam pada musim hujan, maka jarak tanam maupun tinggi bedengan harus diambil yang paling besar. Terutama untuk tanah yang tak berpasir. Jarak antar tanaman minimal 100 cm, dengan lebar bedengan 3 m (tanam tunggal) dan 6-7 m (tanam ganda) dengan tinggi bedengan minimal 50 cm. PERSEMAIAN Semangka lebih baik disemaikan dulu sebelum dipindah tanam (lihat cara menyemai). PINDAH TANAM Setelah keluar 2-3 daun (dipersemaikan ± 12-14 hari) bibit telah siap dipindah ke lapang. Waktu pemindahan yang terbaik adalah sore hari dan plastik polybag harus dibuang (jangan ikut ditanam). JARAK TANAM Sistem Tunggal : Sistem Ganda : 90-100 cm x 300 cm 90-100 cm x 6-7 m (2 baris tanaman) kembali ke atas PEMUPUKAN Penanaman dengan menggunakan plastik hitam perak Bila memakai mulsa plastik hitam perak, pupuk dapat diberikan secara total (sekaligus) sebelum pindah tanam. Caranya : Setelah bedengan betul-betul siap dan telah disebari pupuk kandang, maka bedengan dapat diairi (sebaiknya dileb), tapi jangan terlalu basah. Selanjutnya pupuk buatan (jenis dan dosis lihat tabel) disebar secara rata pada bedengan kemudian diaduk rata. Setelah itu bedengan dibentuk semulus mungkin agar plastik dapat menempel secara sempurna pada bedengan, selanjutnya bedengan ditutup dengan plastik hitam-perak. Warna hitam menghadap ke bawah sedang warna peraknya menghadap ke atas. Untuk mendapatkan hasil yang baik, plastik dipasang pada waktu mendapatkan sinar matahari secara penuh (09.00 - 14.00) dan plastik ditarik sampai benar-benar rapat. Dosis pemupukan dengan mulsa plastik hitam perak (gr/tanaman) Semangka Berbiji: Semangka Non Biji: Pupuk kandang 3000 gr ZA 130 gr Urea 60 gr TSP 80 gr KCl 100 gr Total pupuk buatannya 370 gr/tan Pupuk kandang 3000 gr ZA 130 gr Urea 60 gr TSP 40 gr KCl 130 gr Total pupuk buatannya 360 gr/tan Catatan : •Pupuk kandang yang digunakan harus sudah matang (jadi), sebab kalau masih mentah tanaman akan kerdil atau bahkan layu. •Pemupukan di atas adalah untuk tanah berpasir, maka bila digunakan pada tanah jenis lain (agak liat) pupuk dapat diberikan 80-90% dari dosis tersebut. Semangka berbiji : Pupuk kandang diberikan sekali sebagai pupuk dasar. Per tanaman 3 kg. Dasar : ZA = 30 TSP = 45 : KCl = 40 : Urea = 15 Total = 130 gr Sus I : ZA = 10 TSP = 10 : KCl = 10 : Urea = 5 Total = 35 gr Sus II : ZA = 50 TSP = 25 : KCl = 35 : Urea = 25 Total = 135 gr Sus III : ZA = 65 TSP = - : KCl = 15 : Urea = - Total = 80 gr Sus IV : ZA = 15 TSP = - : KCl = - : Urea = - Total = 15 gr Total : ZA = 170 TSP = 80 : KCl = 100 : Urea = 45 Total = 395 gr(gr/tan) Semangka non biji : Pupuk kandang diberikan sekali sebagai pupuk dasar. Per tanaman 3 kg. Dasar : ZA = 30 TSP = 25 : KCl = 40 : Urea = 15 Total = 110 gr Sus I : ZA = 10 TSP = - : KCl = 10 : Urea = 5 Total = 25 gr Sus II : ZA = 50 TSP = 15 : KCl = 35 : Urea = 25 Total = 125 gr Sus III : ZA = 65 TSP = - : KCl = 25 : Urea = - Total = 90 gr Sus IV : ZA = 15 TSP = - : KCl = 20 : Urea = - Total = 35 gr Total : ZA = 170 TSP = 40 : KCl = 130 : Urea = 45 Total = 385 gr/tan (gr/tan) Waktu pemupukan : Pupuk dasar 3 hari sebelum tanam, diaduk rata pada bedengan penanaman, kalau sistim koak diaduk sampai rata pada koakan. Susulan I 7-10 hari setelah pindah tanam diberikan di sisi kiri dan kanan tanaman atau sekitar tanaman (setengah lingkaran) dengan jarak ± 10-15 cm dari pangkal batang Susulan II 14 hari setelah pupuk susulan I. Diberikan pada bagian depan dari tanaman (arah menjalarnya tanaman) Jarak ± 20 cm. Susulan III 14 hari setelah pupuk susulan II, diberikan di belakang tanaman (dekat selokan) Jarak ± 20 cm. Susulan IV 10-14 hari setelah pupuk susulan III. Diberikan di sekitar tanaman. Jarak ± 20 cm. Catatan : Waktu pemberian pupuk sebaiknya setelah melakukan pengairan. Jadi ketika keadaan tanah masih agak basah dan setelah melakukan pemupukan, selanjutnya pupuk ditutup lagi dengan tanah. Pemupukan di atas adalah untuk tanah berpasir, maka bila digunakan pada tanah jenis lain (agak liat) pupuk dapat diberikan 80-90% dari dosis tersebut. kembali ke atas KEUNTUNGAN PENGGUNAAN PLASTIK HITAM-PERAK Pemberian pupuk dapat dilakukan secara total (sekali pupuk). Warna hitam pada plastik dapat menimbulkan kesan gelap, sehingga rumput-rumput pengganggu dapat ditekan pertumbuhannya, sedang warna perak dapat memantulkan sinar matahari sehingga dapat mengurangi hama Aphids, Trips, Tungau. Dengan demikian akan mengurangi juga serangan Virus. Menjaga tanah tetap gembur, merangsang pertumbuhan akar, dapat dipanen lebih awal. Menjaga suhu tanah, sehingga dapat membantu pertumbuhan tanaman. Menjaga kelembaban tanah (waktu hujan dapat menahan agar tanah tidak terlalu basah, bila musim kering dapat menahan penguapan air sehingga penyiraman tak terlalu sering). Untuk tanaman yang berumur pendek seperti semangka ini, mulsa plastik hitam perak dapat digunakan 2 kali masa tanam. Pemupukan bila tanam tanpa mulsa plastik hitam-perak : Pemupukan dilakukan 5 kali kembali ke atas PEMELIHARAAN Menyulurkan ranting Setelah ranting memanjang, ranting disulurkan agar merambat membentuk siku-siku dengan baris tanaman. Bila ranting terlalu berhimpitan mudah menimbulkan penyakit, juga bunganya mudah rontok Mendangir Bila tidak memakai mulsa plastik Hitam-Perak, maka pendangiran harus dilakukan untuk membuang rumput pengganggu disekitar tanaman. Pemberian seresah Diberikan pada tempat dimana buah, batang dan ranting semangka berada. Ranting yang sudah disulurkan harus dialasi dengan jerami, demikian juga pada buahnya juga harus dialasi dengan jerami. Semakin tebal seresah semakin bagus. Waktu mulai memberi seresah paling lambat ketika panjang tanaman ± 50 cm. Pengairan dan Pengatusan Kelembaban tanah harus diperhatikan selama pertumbuhan awal guna mendapatkan tanaman yang baik. Bila bunga betina telah keluar, dianjurkan untuk mengurangi pengairan guna memperbaiki pembentukan buah. Bila buah mulai berkembang, pengairan perlu ditambah untuk mendapatkan buah dengan ukuran yang optimal. Dan selama pemasakan buah yaitu setelah buah mencapai ukuran maksimum pengairan dikurangi untuk mendapatkan kadar gula yang baik. Penyerbukan Penyerbukan dapat dibantu oleh serangga, tapi bila menanam semangka non biji harus dibantu oleh manusia supaya hasilnya lebih sempurna. Waktu penyerbukan adalah pagi hari. Semakin pagi semakin bagus (asal bunga betina semangka non biji yang akan diserbuki sudah mekar). Yang perlu diperhatikan serbuk sari semangka non biji steril (mandul) sehingga harus dilakukan penyerbukan silang dengan semangka biasa (berbiji) agar dapat membentuk buah. Karena itu bila menanam semangka non biji, maka harus pula menanam semangka berbiji, dengan perbandingan 1:10, artinya untuk 1 tanaman semangka berbiji sebagai penyerbuk untuk 10 tanaman semangka non biji. Cara menyerbuki semangka non biji : Ambil bunga jantan dari semangka berbiji, lalu diserbukkan pada bunga betina semangka non biji yang sudah mekar. Penyerbukan harus merata agar buah yang dihasilkan bagus bentuknya. Membuang ranting Bila semangka tumbuh normal (tidak terlalu subur), kita boleh memelihara 3 cabang tanpa melakukan pemotongan ranting sekunder, tapi kalau ranting semangka tumbuh terlalu subur ada gejala tumbuh memanjang, maka ujung cabang sekunder dipangkas dan ditinggalkan 2 daun. Sedang pada ruas yang ada buahnya dan ditumbuhi cabang sekunder, maka cabang tersebut harus secepatnya dibuang. Perempelan buah Buah yang ada di dekat pangkal batang harus dibuang. Buah yang dijadikan paling baik ± 1 m dari pangkal batang (di atas daun ke-13). Untuk 1 tanaman dipelihara 1-2 buah saja (untuk jenis besar). Untuk jenis kecil 3-4 buah. Pemberantasan Hama dan Penyakit Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka tanaman harus diusahakan bebas dari hama dan penyakit. Pengendalian yang intensif sangat diperlukan bagi jenis tanaman ini. kembali ke atas PANEN Untuk dataran rendah buah semangka dapat dipanen ± 65-70 hari setelah pindah tanam. Untuk dataran sedang buah semangka dapat dipanen ± 70-75 hari setelah pindah tanam. Hasil tiap Ha ± 25-30 ton. kembali ke atas

Comments

0 comments to "organics_farm"

Posting Komentar

Prayer Times

 

Copyright 2008 All Rights Reserved by Lembaga PUSAT